HIMPUNAN FATWA SYARI'AH MAZHAB
IMAMIAH ITHNA A'SYARIYAH
OLEH
Al-MARHUM AYATULLAH AL-UZMA SYED ABUL
QASIM AL-MUSAWI AL-KHUI
(Wafat pada tahun 1992)
Nota: Fatwa ini hendaklah dirujuk kepada
fatwa marja’ pada masa kini misalnya fatwa
Ayatollah Ali Khamenei dalam kitabnya
Istifta atau Risalah Amaliah oleh Ayatollah
Sistani atau marja’ masing-masing.
Ada dua rukun yang amat penting di dalam Islam:
1. Ushul ad-Din (Rukun Agama)
2. Furu' ad-Din ( Cabang Agama/ Hukum-Ahkam)
Ushul ad-Din Dan Mazhab
Diwajibkan atas orang dewasa (akil-baligh) dalam perkara
menyangkut rukun iman hendaklah meyakininya dengan dalil
yang kuat dan pasti; dan tak boleh taklid buta atau dengan hanya
menduga-duga.
Ushul ad-Din (baca: Ushuluddin) ada lima perkara:
Tauhid: Mengesakan Allah swL
A'dl : Mempercayai yang Allah itu bersifat Adil
Nubuwwah: Kenabian
Imamah : Keimamahan/ Kepemimpimanan.
Ma'ad : Hari Kiamat
TAUHID
lalah yakin dan percaya akan wujudnya pencipta alam semesta,
dengan sifatnya yang Tsubutiyah (positif) dan Salbiyah (negatif).
Dan bahwa Allah itu Maha Esa tiada sekutu bagiNya. Dialah Allah
SWT.
A'DL
lalah yakin dan percaya bahwa Allah itu berlaku adil dan tidak
melakukan hal-hal yang buruk, seperti berbuat zalim; dan Dia
juga tidak meninggalkan sesuatu yang wajib Dia lakukan ,
seperi bersikap Lutf (memberi petunjuk dan melindungi
hambaNya) dengan mengutus para Nabi.
NUBUWAH
lalah yakin dan percaya bahwa Allah swt dengan LutfNya telah
mengutus para nabi untuk memberi petunjuk dan membimbing
manusia ke jalan yang benar. Yang pertama adalah Nabi
Adam as. dan yang terakhir adalah Nabi Muhammad saw yang
diutus dengan syareat agama Islam; agama yang sempurna dan
terbaik yang menjamin manusia suatu kehidupan yang bahagia.
IMAMAH
lalah yakin dan percaya bahwa Nabi Muhammad saw.
meninggalkan penggantinya yang dapat meneruskan tugasnya
yang mulia atas perintah Allah SWT, baik dalam urusan agama,
masyarakat, dunia maupun akherat. Pengganti yang dikatakan
imam tersebut berjumlah dua belas orang .
MA'AD
lalah yakin dan percaya bahwa Allah swt akan membangkitkan
semua manusia untuk hidup kembali seperti sedia kala, demi
mempertanggung jawabkan amal perbuatan mereka selama
hidup di dunia. Kemudian mereka akan diberikan ganjaran yang
setimpal dengan perbuatannya itu, samada syurga atau pun
neraka.
Senarai nama 14 orang ma'sum (suci dan bersih dari dosa)
1 Muhammad saw Nabi dan Rasul terakhir.
2 Fatimah az-Zahro' putri baginda Nabi saw.
3 AllbinAbiTholibAmiral-MukmininImamPertama.
4 Hasan bin Ali al-Mujtaba Imam kedua.
5 Husain bin Ali as-Syahid Imam ketiga.
6 Ali bin Husain as-Sajjad Imam keempat
7 MuhammadbinAlial-BaqirImamkelima.
8 Ja'far bin Muhammad as-Shodiq Imam keenam.
9 Musa bin Ja'far al-Kadzim Imam ketujuh.
10 Ali bin Musa ar-Ridho Imam kelapan.
11 Muhammad bin Ali al-Jawad Imam kesembilan.
12 Ali bin Muhammad al-Hadi Imam kesepuluh.
13 Hasan bin Ali al-Askari Imam kesebelas.
14 Muhammad bin Hasan al-Mahdi Imam kedua belas yang
biasa juga dipanggil dengan al-Hujjah atau Sohibul-A'sri waz-
Zaman.
FURU' AD-DIN
Ialah ibadah: seperti shalat dan puasa dsb; mua'malah :seperti
jual-beli, nikah, talak dsb; akhlak:seperti sopan santun dan lain-
lain lagi dari hukum syareat Islam yang wajib diamalkan Dalam
buku kecil ini kami akan nukilkan beberapa yang penting daripada
furu' ad-din dalam bab-bab berikut:
Bab Pertama: Bilangan furu' ad-din
Furu' ad-din (baca: furuu'ddin) banyak sekali. Yang terpenting
ialah: sholat, puasa, zakat, khumus, haji, jihad, amr bil-ma'ruf
dan nahi munkar, tawalli (menyintai dan mendukung nabi dan
ahli baitnya) tabarri (tidak mendukung musuh-musuh mereka).
Bab Kedua : Mengamalkan furu' ad-din
Dalam mengamalkan furu' ad-din hendaklah berasaskan salah
satu dari tiga cara berikut:
1 Ijtihad. Yakni bcrkemampuan di dalam mengangkat hukum
dari sumbernya al-Quran, Sunnah, akal atau pun ijma'. Mereka
yang mampu berijtihad disebut mujtahid; dan hasil ijtihadnya
disebut fatwa.
2 Ihtiyat. Yakni mengerjakan atau meninggalkan suatu perkara
yang akibatnya selamat dari melanggar perintah Allah.
Misalnya shalat menghadap ke empat arah sewaktu tidak
mengetahui arah kiblat sebenar.
3 Taklid. Yakni ikut fatwa mujtahid
Bab Ketiga : Syarat Marja'-Taklid (Mujtahid yang
boleh ditaklid)
Syarat-syarat yang harus dipenuhi oleh marja' taklid adalah: akil
baligh, berakal, beriman (Ja'fari), laki-laki, adil (tidak
melakukan dosa-dosa besar dan tidak sentiasa melakukan dosa
kecil) bukan anak-zina, masih hidup (tidak dibenarkan
melakukan taklid kepada marji' yang telah meninggal bagi
mereka yang baru mulai mentaklid) dan fatwa adalah hasil dari
ijtihad sendiri.
BERSUCI: PEMBAHAGIAN AIR DAN HUKUMNYA
Air terbagi kepada dua bahagian:
1 air mutlak: yakni air murni yang tiada campuran.
2 air mudhof. yakni air yang telah bercampur dengan sesuatu
yang lain, seperti air teh, air mawar dan lain sebagainya.
Air mutlak terbagi atas beberapa bagian:
1. Air Kur. Yakni air yang banyaknya berukuran
panjang x lebar x tinggi= 3 x 3 x 3 jengkal = 27 jengkal; atau
seberat lebih kurang 377 kg. 2. Air hujan di saat turunnya.
3 Air perigi dan sejenisnya yang mempunyai sumber yang tak
mengalir.
4 Air mengalir yang mempunyai sumber, seperi air sungai.
5 Air sedikit. Yakni air mutlak (bersih) yang kurang dari satu kur.
* Air sedikit akan menjadi najis jika terkena najis atau terkena
benda yang bernajis. Tetapi selain dari air-sedikit ini ia akan
menjadi najis jika rasa, bau dan warnanya berubah disebabkab
terkena najis.
* Air mudhof adalah suci tapi tidak mensucikan. la juga akan
menjadi najis jika tersentuh benda-benda yang najis, walau
banyaknya melebihi satu kur.
SEPULUH BENDA NAJIS
Air kencing, tahi, air mani, bangkai, darah, anjing, babi, cairan
yang memabukkan, bier dan orang kafir.
* Air kencing dan tahi akan najis jika ianya berasal dari makhluk
hidup berikut: a) Jika disembelih darahnya memancar. (Dengan
demikian kotoran ikan tidak najis) b) Binatang yang dagingnya
haram dimakan, seperti kucing, binatang yang pemah
disetubuhi manusia dan binatang yang telah terbiasa makan
najis. c) Selain dari binatang jenis burung. Dengan demikian
kotoran burung yang dagingnya haram dimakan dan berdarah
panas seperti kalong dan merak tidaklah najis.
* Air mani yang najis adalah yang berasal dari makhluk hidup
yang berdarah panas atau yang darahnya akan memancar jika
disembelih , walau mungkin dagingnya halal.
* Bangkai yang najis juga yang berasal dari makhluk hidup yang
berdarah panas walau dagingnya halal. Dengan demikian
binatang yang berdarah dingin seperti ikan dan cecak,
bangkainya tidak najis.
* Darah yang najis adalah yang berasal dari makhluk hidup
yang berdarah panas walau dagingnya halal, seperti kambing,
lembu dsb. Dengan demikian darah ikan, cecak dsb tidaklah
najis.
* Anjing dan babi darat seluruh bahagian tubuhnya adalah
najis, walau bagian yang tidak dialiri darah sekalipun , seperti
kuku dan bulu. Tetapi anjing dan babi laut tidak najis.
* Cairan yang memabukkan yang memang sejak semula
berbenda cair seperti wiski dan bier adalah najis. Namun benda
padat yang memabukkan walau kemudian dicairkan tidaklah
najis.
* Spiritus dan air perahan anggur, walau sudah mendidih ,
hukumnya tidak najis tapi haram diminum.
* Air perahan kismis dan korma jika dipanaskan dan mendidih
tetap suci dan boleh dijadikan bahan campuran dalam
makanan.
* Orang kafir yang najis adalah orang yang tidak beragama atau
orang yang beragama selain Islam atau orang Islam yang
mengingkari secara nyata hukum-hukum Islam , yang tiada lain
akibat dari penginkaran ini adalah penginkaran terhadap agama
Isam itu sendiri. Contohnya: ateis, kafir harbi, kafir zimmi,
murtad, khowarij, ghulat (Orang yang mempertuhankan Ali)
dan Nasibi (Yang memusuhi Ahli Bait Nabi saw.) Ahlul-Kitab
secara ihtiyat lebih baik disamakan hukumnya dengan kafir.
* Peluh orang yang junub kerana perbuatan haram seperti zina
dsb; dan dari binatang yang jalal (yang terbiasa makan najis)
tidaklah najis . Namun tidak boleh shalat dengan mengenakan
pakaian tersebut
Beberapa masalah Tentang Najis
* Daging dan kulit serta lemak-lemak yang diimport dari
negeri yang bukan Islam, haram dimakan dan dipakai untuk
sholat, selagi tidak dapat dipastikan yang ianya disembelih
secara Islam . Jika kemungkinan disembelih secara islami maka
boleh diperjual-belikan dan dihukumkan suci.
* Barang-barang selain dari daging, lemak dan kulit yang
diimport dari negeri bukan Islam dihukumkan suci dan halal
dimakan serta boleh dipakai untuk sholat
* Najis tidaknya suatu benda mestilah berpandukan pada i'lm,
atau pengetahuan yang pasti; atau kesaksian dua orang saksi
yang adil (dapat dipercaya); atau diberitahu oleh orang yang
berkeahlian dalam bidangnya; atau diberitahu oleh orang yang
dapat dipercaya.
* Makan dan minum benda yang najis haram hukumnya. Tetapi
menggunakan benda yang najis untuk keperluan sesuatu yang
tidak mensyaratkan suci tidak mengapa.
* Tidak boleh mempemiagakan bangkai, arak, babi dan anjing
selain dari anjing pemburu. Dan tidak mengapa mempemiagakan
benda-benda selain dari di atas jika ada kegunaan yang
halal atau yang rasional.
* Adalah haram (berdosa) mengotori masjid, bangunan masjid ,
bahagian dari masjid , alat-alat masjid serta tikar atau
permadaninya dengan sesuatu yang najis. Jika terkena najis,
mestilah segera disucikan. Demikian juga al-Quran dan tem-
pat-tempat yang dimuliakan seperti tanah Kerbala Imam
Husain as. tanah Madinah Rasul saw. dan semua tanah yang
ada hubungannya dengan para Imam as. yang biasanya diambil
untuk tabarruk (mencari berkat).
13 BENDA YANG MENSUCIKAN
Air, tanah, matahari, berganti wujud, berubah bentuk, 2/3
bagian yang meng-uap, berpindah, Islam, ikut, hilangnya zat,
absennya seorang muslim, istibro* hewan, keluamya darah dari
binatang yang disembelih.
Rinciannya sebagai berikut.
i. AIR. lanya suci dan dapat menyucikan semua jenis najis,
setelah zat najis tersebut hilang. Samada air kur atau air mudak
atau air mutlak yan-g sedikit, semua itu dapat mensucikan
benda najis tersebut dengan sekali basuh , melainkan beberapa
perkara berikut:
1. Bejana yang ternoda najis selain dari najis minuman keras
akan menjadi suci jika dibasuh dengan air yang sedikit
sebanyak tiga kali, atau dengan air kur sebanyak satu kali.
2. Bejana yang najis disebabkan minuman keras hendaklah
dibasuh sebanyak tiga kali dengan air yang sedikit atau dengan
air kur.
3. Pakaian yang terkena najis air kencing, hendaklah dibasuh
dengan air kur atau air sedikit paling tidak dua kali; dan cukup
satu kali dengan air yang mengalir (seperti air paip). Namun
baki airnya juga dikeluarkan dengan memeras selepas dibasuh.
Dan lebih baik berihtiyat dengan membasuh sebanyak dua kali
dengan air sedikit, jika pakaian atau badan terkena najis air
kencing.
4. Jika babi minum dari suatu bejana atau tikus mad di dalamnya,
maka hendaklah disucikan dengan air sedikit atau dengan air kur
sebanyak tujuh kali.
5. Jika anjing menjilat suatu bejana maka hendaklah dibasuh
dengan air yang bercampur tanah , kemudian dibasuh dengan
air-sedikit sebanyak dua kali atau dengan air kur dan sejenisnya
satu kali saja.
* Jika membasuh dengan menggunakan air yang sedikit dan
suci, hendaklah air yang masih tersisa pada benda yang dicuci
tadi dihilangkan terlebih dahulu tiap kali dicuci. Jika ianya
pakaian misalnya, hendaklah diperas dahulu; dan jika ianya
bejana, maka hendaklah air yang tersisa di dalamnya
dikosongkan.
BEBERAPA MASALAH
* Adonan roti yang terkena najis akan dapat menjadi suci
dengan cara berikut: jika ianya telah menjadi roti dan kering ,
maka ianya segera dimasukkan ke dalam air kur. Setelah aimya
meresap ke dalam roti, maka roti akan suci kembali. Demikian
juga tanah yang terkena najis. Setelah ianya dikeringkan dan
dimasukkan ke dalam air kur, maka ia akan suci kembali
setelah air meresap ke dalamnya.
* Kalau susu terkena najis, cara mensucikannya ialah dengan
mengolahnya menjadi keju misalnya, lalu direndamkan di
dalam air kur sehingga air meresap ke dalamnya.
* Minyak yang terkena najis tidak akan dapat menjadi suci
dengan mencarnpurkannya dengan air kur yang panas.
* Zat lemak yang melekat pada badan atau daging, tidak akan
menjadi penghalang untuk mensucikan najis yang melekat
padanya, melainkan jika lemak itu berlebihan dan merintangi
sampainya air kepada benda di bawahnya.
* Jika daging , beras atau biji-bijian terkena najis , namun ia tak
meresap ke dalamnya, maka ia dapat menjadi suci kembali
dengan meletakkannya di dalam bejana yang besar, lalu
dituangkan air ke dalamnya hingga air membasahi semua
benda yang terkena najis. Setelah air dikosongkan biji-bijian
atau benda lainnya akan menjadi suci kembali berikut bejana itu
sendiri. Demikian juga cara mensucikan baju yang terkena
najis. Yaitu dengan meletakkannya di dalam bejana yang besar
lalu dituangkan air ke dalamnya. Kemudian bejana dikosongkan
dan baju diperas. Dengan demikian baju serta bejana akan
menjadi suci kembali. Tetapi jika ianya berasal dari jenis najis
yang mesti dicuci berulang-kali, maka cara itu diulang beberapa
kali. Dan jika bejananya kecil, mestilah diulang sebanyak tiga
kali.
* Benda yang terkena air kencing bayi laki-laki yang hanya
minum susu ibu, akan menjadi suci kembali dengan
menyiramkan air ke atasnya tanpa perlu diperas, walau
umurnya telah mencapai dua tahun lebih.
2. TANAH
Tanah, pasir, batu kcrikil dan batu-batan yang lain dapat mensucikan
telapak kaki atau alas kaki yang najis, dengan cara
menggosokkannya dengan tanah tersebut. Syaratnya zat najis
dihilangkan terlebih dahulu lalu kemudian gosokkan kaki ke atas
tanah. Syarat lain yang mesti terpenuhi adalah najis yang melekat
hendaklah lantaran terpijak dan tanah tersebut mesti suci dan
kering
3. MATAHARI
Matahari akan dapat mensucikan bahagian permukaan bumi yang
terkena najis seperti batu kerikil, batu bata dan lain sebagainya.
lanya juga membuat suci benda-benda yang tak dapat dipindahkan
seperi dinding, pohon, atau paku yang melekat pada dinding dsb.
Syarat yang mesti dipenuhi adalah sebagai berikut: a) zat najis
mesli dihilangkan terlebih dahulu. b) benda yang terkena najis
mestilah basah dan c) ianya menjadi kering lantaran pancaran sinar
matahari.
4. BERGANTI WUJUD
Yakni suatu benda najis berubah wujud sehingga menjadi benda
yang suci. Seperti najis manusia berubah menjadi debu atau ulat
dsb. Atau najis yang diserap oleh tumbuh-tumbuhan lalu kemudian
menjadi bagian darinya.
5. BERUBAH ZAT
Seperti minuman keras yang berubah zatnya menjadi cuka,
samada dengan sendirinya atau diproses.
6. MENGUAP 2/3 BAHAGIAN
Perahan air anggur jika dipanaskan dan mendidih ia akan menjadi
najis (mengikut pendapat mereka yang mengatakan najis) dan
jika 2/3 bahagiannya menguap ia akan menjadi suci kembali.
7. BERPINDAH TEMPAT
Seperti darah manusia yang dihisap nyamuk atau kutu busuk,
yang kemudian menjadi bagian dari isi perutnya.
8. AGAMA ISLAM
Jika orang kafir memeluk agama Islam maka seluruh bagian
tubuhnya akan menjadi suci; begitu pula orang murtad yang
kembali kepada agama Islam ; walau murtad fitri sekali pun (
yakni dilahirkan oleh ayah dan ibu yang muslim)
9. 1KUT
Jika ayah, ibu atau nenek yang kafir memeluk agama Islam ,
maka anak-cucunya yang belum baligh akan menjadi suci
lantaran ikut para walinya. Atau jika minuman keras yang
berubah menjadi cuka , bejana yang menampungnya akan
menjadi suci lantaran ikut isinya. Demikian pula tangan dan
pakaian orang yang memandikan mayat serta tempat mandi
mayat, kesemuanya akan menjadi suci lantaran ikut hukum
mayat yang menjadi suci setelah dimandikan tadi. Namun
badan orang yang memandikan mayat serta alat-alat untuk
memandikannya, sukar untuk ditentukan hukumnya, samada suci
atau tidak.
10. HILANGNYA ZAT NAJIS
Najis yang terkena badan hewan atau bagian dalam tubuh
manusia seperti mata dan mulut akan menjadi suci kembali jika
zat najis tersebut hilang dari tempatnya. Demikian juga dengan
lobang dubur yang terkena .najis. lanya akan suci jika najis
dihilangkan dengan membersihkannya dengan tiga buah batu
(kecil) atau benda lain yang mungkin boleh mengorek dan
menghilangkan najis seperti tissu, dengan syarat najis tersebut
hanya mengotori kawasan sekitar tempat lobangnya saja.
11. ABSENNYA SEORANG MUSLIM
Apabila seorang muslim tidak ada di rumahnya maka semua
barang yang dimilikinya dihukumkan suci; walau mungkin ada
diantara barang miliknya itu terkena najis, jika orang ini memang
terbilang diantara orang-orang yang sangat mengambil berat
tentang kebersihan dan kesucian.
12. ISTIBRO'
Binatang yang terbiasa memakan najis disebut binatang jalal
dan hukumnya najis. Istibro' adalah upaya untuk mencegahnya
dari terus memakan najis sehingga ianya suci kembali dan
halal dimakan . Untuk binatang unta yang jalal, istibro'nya
selama 40 hari, kambing: lOhari, itik: 5 hari dan ayam :3 hari.
13. DARAH HEWAN YANG DISEMBELIH
Darah yang keluar dari binatang yang halal disembelih
menjadikan baki darah yang melekat pada dagingnya tidaklah
TAMBAHAN:
BEBERAPA JEMS NAJ1S YANG DIMAAFKAN DI DALAM SHOLAT
ANTARA LAIN ADALAH:
* Luka yang sentiasa mengeluarkan darah sehingga dirasakan
sukar untuk dibersihkan atau diganti pembalutnya. Namun jika
ianya mudah untuk diganti maka darah tersebut tidak akan
dimaafkan. Demikian juga seperti darah bawasir yang merembas
keluar atau semua luka dalam yang darahnya mengalir
keluar.
* Suatu darah yang melekat pada badan atau pakaian yang
kadarnya tidak lebih dari dirham bagholli atau sebesar ujung jari
telunjuk; dengan syarat ianya bukan sejenis darah binatang yang
a'innya najis seperti darah babi, darah bangkai; atau sejenis
darah binatang yang haram dimakan seperti darah kucing,
kelinci dsb. Darah haid, istihadhoh atau nifas lebih baik
dihindari dan secara ihtiyat ianya tidak dimaafkan.
* Benda-benda yang dipakai tapi tidak dapat menutup aurat
(kubul dan dubur) seperi stoking, kopiah dsb, jika ianya terkena
najis , maka ia dimaafkan untuk dipakai di dalam sholat;
walau dari sejenis najis hewan yang tak boleh dimakan sekali
pun, dengan syarat zat najis tsb tidak melekat pada bendabenda
itu; dan benda-benda itu sendiri bukan terbuat dari bahan
yang sejak asalnya najis seperti kulit bangkai, kulit anjing dsb.
* Pakaian ibu yang menyusui bayi laki-laki, jika si ibu hanya
memiliki sehelai pakaian saja, dan terkena air kencing si bayi,
maka ianya termasuk dalam kategori najis yang dimaafkan.
Namun dengan syarat, ia mesti dibasuh dalam tempo sehari
semalam.
HUKUM BUANG HAJAT
* Aurat wajib ditutup dari pandangan mata orang dewasa dan
anak-anak yang telah dapat membezakan , kecuali suami-istri.
* Aurat laki-laki yang wajib ditutup ialah zakar, buah zakar serta
dubur.
* Haram menghadap kiblat ketika membuang hajat besar atau
kecil.
* Istinjak (membasuh) kencing hendaklah dibasuh sebanyak dua
kali jika membasuhnya dengan air yang sedikit, dan cukup sekali
dengan air yang satu kur atau mengalir. Tetapi ihtiyat agar
tidak kurang dari dua kali jika membasuh dengan air mutlak
yang sedikit.
* Istinjak buang air besar mestilah dibasuh sehingga bersih dan
tidak tertinggal baki-baki najisnya.
* Jika najis hanya mengotori dubur saja, maka ianya dapat
dibersihkan dengan menggunakan tiga batu kecil atau benda
lain yang boleh membersihkannya( seperti tissu dls.)
sehinggalah ia bersih dan suci. Adalah lebih baik
menggunakannya tiga kali, walau mungkin dengan sebuah saja
telah dapat membcrsihkannya.
ADAB DAN TATA-TERTIBNYA
Para ulama menyebutkan tata-tertib buang hajat besar dan
kecil antara lain sebagai berikut:
Sunnat terlindung dari pandangan orang walau dengan menjauhkan
din sekali pun; menutup kepala, , membaca do'a,
mendahulukan kaki kin ketika masuk dan kanan ketika keluar
serta beristibro'.
Makruh membuang hajat dijalanam.di bawah pohon yang
berbuah, di tempat yang akan dikecam oleh orang banyak
seperti tepi jalan, di bawah pohon rindang, tempat orang
berteduh dan lainnya. Juga makruh menghadap bulan atau
matahari , atau bertentangan dengan arah angin, berbuang air
kecil di atas tanah yang keras, di lobang tempat binatang
berlindung, di dalam air, terutama air yang menggenang ,
buang air sambil makan dan minum, bercakap-cakap melainkan
zikir pada Allah swt.
BAB WUDHU'
Ada tujuh perkara yang membatalkan wudhu': 1. Buang air
besar 2. Buang air kecil 3. Kentut 4. Tidurlelap sehingga mata
tak melihat dan telinga tak mendengar 5. Hilang akal lantaran
gila, pengsan atau mabuk 6. Istihadhoh ringan, sedang dan
berat (bagi wanita) 7. Janabah atau semua hadas yang
membatalkan mandi.
* Wudhu' itu sendiri hukumnya sunnat dan akan menjadi wajib
disebabkan perkara-perkara berikut:
a) Kerana suatu shalat yang wajib; atau sholat ihtiyat wajib; atau
sholat qodho' yang terlupa; atau sholat sunnat.
b) Kerana tawaf wajib yang didahului ihram.
c) Kerana nazar ingin berwudhu'
d) Kerana ingin menyentuh tulisan AlQuran; dan ihtiyat wajib
kerana ingin menyentuh nama Allah dan sifatNya; nama para
nabi dan imam serta Siti Fatimah az-Zahro' as.
MASALAH-MASALAH WUDHU'
* Apabila anggota wudhu' dibalut kerana luka dsb , jika ianya
bagian dari anggota yang wajib dibasuh (seperti muka dan
tangan) maka ia wajib dibasuh jika mampu. Begitu juga dengan
anggota yang disapu atau diusap. Tapi jika tak mungkin
dilakukan, maka cukuplah dicuci atau disapukan air ke atasnya
saja.
* Luka dan borok yang dibalut, atau bercak yang melekat pada
anggota wudhu' yang kena air, hukumnya sama dengan di
alas. Tetapi jika bercak yang melekat itu menghalangi
sampainya air ke anggota wudhu' , maka mestilah dihilangkan
terlebih dahulu, seperti cat, getah dsb. Dan jika tak dapat
dihilangkan dengan segera, maka diwajibkan bertayammum.
Danjika bercak tadi melekat pada anggota tayammum, maka ia
diwajibkan berwudhu' dan bertayammum. Tapi jika tidak
berbalut, maka cukuplah hanya dicuci di sekelilingnya saja,
namun berihtiyat sunnat menyapukan air ke atasnya kalau
dapat.
* Bagi yang yakin bahwa ia telah berwudhu', lalu timbul syak
apakah telah terjadi hadas yang membatalkan atau tidak, maka
hukumnya ia masih dalam keadaan berwudhu'. Dan jika terjadi
sebaliknya, yakni ragu-ragu apakah ia telah berwudhu selepas
melakukan hadas tadi atau pun belum, maka hukum kan yang
ianya berhadas dan belum berwudhu'. Kalau yakin akan
keduanya, tapi syak manakah yang lebih dahulu , maka
hukumkan telah berlaku hadas dan wajib wudhu' semula.
* Boleh berwudhu' dengan air panas atau pun dingin
* Sebelum masuk waktu sholat wajib, maka niat wudhu'
bukanlah untuk sholat yang wajib kemudian, tapi dengan niat
lain, misalnya bemiat ingin sentiasa berada dalam keadaan
berwudhu' saja.
* Dibolehkan berwudhu' walau badan terkena najis, selagi
anggota wudhu' suci dari sebarang najis.
* Boleh berwudhu' di sungai yang besarjuga dari padangyang
luas, walau milik orang lain selagi diketahui yang pemiliknya
tak akan melarang atau pemilik masih kecil atau gila.
* Satu wudhu' adalah memadai untuk mensucikan hadas-hadas
kecil yang banyak; sebagaimana satu mandi hadas adalah cukup
untuk mensucikan hadas-hadas besar yang lain.
* Air-air berikut tidak najis dan tidak membatalkan wudhu': 1.
Air wadi, yaitu cairan yang keluar setelah kencing.
2. Air mazi, yaitu cairan yang keluar di saat bercumbu
3. Air wazi, yaitu cairan yang keluar setelah keluarnya mani.
* Jika tidak beristibro' dengan mengurut bahagian bawah
zakar, lalu keluar air mani yang menimbulkan syak, maka
batallah wudhu'nya dan ulangi semula.
ISTIBRO' DAN CARANYA
Istibro' ialah meyakinkan diri bahwa di saluran zakar tidak
tersisa air kencing atau pun mani.
* Istibro' daripada najis mani adalah dengan melakukan kencing
sebelum melakukan mandi janabah.
* Istibro' daripada najis kencing ialah mengurut bagian bawah
zakar, dimulai dari pangkal saluran zakar ke arah batang zakar
sebanyak tiga kali; lalu terus ke kepala zakar sebanyak tiga kali
dan memerahnya tiga kali. Adalah lebh baik dilakukan agak
lama sehingga yakin bahwa air kencing tidak lagi tersisa di
dalam zakar.
* Wanita tidak perlu beristibro' dan basah yang keluar dari
mereka tidak najis dan tidak perlu berwudhu'. Tetapi
sebaiknya menunggu sebentar, kemudian melakukan dehem
sambil memeras dan mencucinya.
* Faedah istibro' ialah: jika didapati basah sesudah melakukan
istibro' kencing dan diragukan apakah ianya air kencing atau
bukan , maka hukumnya bukan air kencing dan tidak perlu
berwudhu' semula. Dan jika diragukan apakah yang keluar itu air
kencing atau mani setelah istibro' mandi janabah, maka
dihukumkan yang ianya adalah air kencing dan wajib wudhu'
saja. Tapi jika ianya tidak beristibro', maka yang keluar
dihukumkan sebagai air mani dan wajib mandi janabah semula.
BAB MANDI
Mandi terbagi pada dua bahagian: Mandi wajib dan mandi
sunnat.
Mandi sunnat banyak sekali, sementara mandi wajib ada tujuh
macam: 1. Mandi janabah 2. Mandi Haid 3. Mandi Nifas. 4.
Mandi Istihadhoh 5. Mandi kerana menyentuh mayat yang
sudah sejuk tapi belum dimandikan 6. Mandi Mayat. 7. Mandi
sunnat kerana nazar, seperti bernazar ingin mandi sunnat Jumat
atau mandi ziarah dsb.
MANDI HADAS
Ada dua cara mandi: secara tertib dan secara tenggelam (irtimasi).
1. Cara mandi tertib: a) Membasahi kepala dan leher b)
membasuh badan bagian sebelah kanan dengan memulai bahu
kanan sehingga ke ujung jari kaki kanan. c) Membasuh bahagian
kiri badan mulaidari bahu sehinggalah ke ujung jari kaki kin.
Mendahulukan kanan ke atas kiri ttidaklah wajib; tapi lebih baik
dan ihtiyat sunnat saja.
2. Cara mandi irtimasi (tenggelam): yakni dengan
menenggelamkan seluruh tubuh badan ke dalam air (sungai
misalnya) secara sekali tanpa urutan seperti di atas.
BEBERAPA MASALAH PENTING
* Mandi janabah telah memadai dan berwudhu' atau dari
mandi-mandi yang lain seperti mandi sunnat, kecuali mandi
untuk istihadhoh sedang bagi pcrempuan.
* Hukum jabiroh (orang yang dibalut karena luka) pada mandi
sama dengan hukum jabiroh pada wudhu' kecuali untuk mandi
may at. Bezanya ialah: jika yang menghalangi dari mandi berupa
luka atau borok yang tak berbalut, maka dia boleh mandi atau
tayammum. Jika dia pilih untuk mandi maka sebaiknya dia
letakkan kain di atasnya kemudian menyapunya dengan air.
Namun mengikut fatwa yang jelas ialah cukup baginya
menyapukan air di sekeliling luka itu. Tapi jika yang menghalangi
berupa patah tulang yang dibalut, maka wajib mandi
dan menyapukan air ke atasnya. Tapi jika ianyatak berbalut
atau tak mungkin menyapukan air ke atasnya lantaran pembalutnya
najis misalnya, maka ia wajib melakukan tayammum
saja.
* Sebelum mandi janabah, haid, nifas , istihadhoh atau lantaran
menyentuh mayat yang telah sejuk sebelum diman-dikan, maka
diharamkan baginya untuk melakukan sesuatu yang
mensyaratkan kesucian
* Wajib mandi jika berlaku janabah, haid.nifas, istihadhoh, atau
menyentuh mayat sebelum melakukan:
1. Sholat wajib atau sholat sunnat serta bagian-bagiannya yang
terlupa, melainkan sholat mayit yang kesucian bukan merupakan
syaratnya.
2. Puasa ; yang kelak akan kita sentuh di bab puasa.
3. Tawaf wajib yang diawali dengan ihrom.
4. Menyentuh tulisan AlQuran; dan ihtiyat wajib juga di dalam
menyentuh nama Allah, sifatNya, nama para nabi dan imam
serta Fatimah az-Zahro' as.
4. Masuk ke dalam masjid, melainkan untuk sekedar melintas
saja; kecuali masjid Haramain, Mekah dan Madinah.
5. Meletakkan sesuatu ke dalam masjid walau sambil melintas
atau meletakkannya dari luar masjid; atau ingin mengambil
sesuatu dari masjid.
6. Berada dan berdiam di dalam masjid atau di tempat-tempat
yang mulia seperti makam Nabi saw dan para imam as.
7. Masuk ke dalam masjid Haramain Mekah dan Madinah.
8. Membaca ayat-ayat Azaim, yakni ayat-ayat yang mengandung
wajib sujud.
SEBAB JANABAH
Sebab janabah ada dua:
1. Keluarnya air mani walau di saat tidur. Cairan yang keluar
setelah mandi janabah, jika tidak dilakukan istibro' (kencing)
sebelumnya , maka ia akan dianggap sebagai air mani dan wajib
mandi semula.
2. Masuknya kepala zakar ke dalam faraj atau dubur sekalipun
tidak keluar mani.
*Jika berlaku kencing di pertengahan mandi maka ihtiyat wajib
melakukan wudhu' semula selepas mandi; tapi jika tidak maka
cukup mandi saja.
MAKRUH bagi orang yang janabah melakukan hal-hal berikut:
Makan dan minum, kecuali setelah berwudhu* atau berkumurkumur
dan memasukkan air ke hidung lalu mengeluarkannya
kembali.
Membaca lebih dari tujuh ayat AlQuran selain dari ayat-ayat
Azaim. Ihtiyat (sebaik-baiknya) tidak membaca Al-Quran sama
sekali ketika berada dalam keadaan janabah.
Menyentuh halaman AlQuran yang tak bertulis.
Tidur kembali dalam keadaan janabah melainkan setelah
wudhu' atau tayammum sebagai ganti wudhu'.
Sunnat bagi orang yang janabah melakukan hal-hal berikut:
Mencuci kedua bclah tangan sebelum mandi dari siku hingga
ke ujung jari sebanyak tiga kali.
Berkumur-kumur dan memasukkan air ke hidung lalu
mengeluarkannya.
Menyapu dengan tangan seluruh badan yang dapat dicapai
oleh tangan terutama di dalam mandi secara tertib.
Menanggalkan cincin dsb.
Beristibro' dengan melakukan kencing sebelum memulai
mandi janabah.
BAB HAID
Haid ialah darah yang keluar dari rahim wanita yang biasanya
berwarna merah tua, agak Rental dan disertai rasa nyeri.
* Darah haid akan keluar dari wanita yang telah mencapai masa
baligh dan sebelum tiba masa menopause (berhentinya haid).
lanya tak akan nampak pada anak gadis yang belum sampai
masa baligh atau pada wanita yang telah mencapai usia 50
tahun kecuali wanita dari bangsa Quraisy.
* Batas minimum keluarnya darah haid ialah 3 hari berturutturut,
dan batas maksimumnya 10 hari. Masa yang terpendek
antara satu haid dengan haid yang berikutnya adalah 10 hari.
* Dalam masa haid wanita diharamkan melakukan perkaraperkara
yang mensyaratkan kesucian hinggalah masa
terhentinya haid dan selepas mandi hadas. Mereka diharamkan
bercampur dengan suami, dan diharamkan juga untuk dicerai
melainkan jika mereka pernah bercampur di masa suci sebelum
ini.
* Jika wanita telah suci dari haidnya maka ia wajib mandi hadas
besar, seperti mandi janabah yang telah disebutkan di atas.
NIFAS
Nifas ialah darah yang keluar dari rahim wanita ketika
melahirkan atau selepasnya dalam masa sepuluh hari. Batas
maksimumnya 10 hari dan batas minimumnya tidaklah pasti.
Hukum bagi wanita yang bernifas serupa dengan wanita yang
haid melainkan jangka masa minimun seperti yang disebutkan di
atas.
ISTIHADHOH
Istihadhoh ialah darah yang keluar dari rahim wanita bukan di
masa haid atau nifas. Biasanya berwarna kekuning-kuningan,
sejuk dan cair.
HUKUM ISTIHADHOH
* Darah ini biasa nampak pada wanita yang belum baligh, atau
sudah baligh atau yang telah berhenti dari haid.
* Tak ada batas minimun dan maksimumnya dan tak ada batas
tertentu antara satu istihadhoh dengan istihadhoh berikutnya.
* Setiap darah yang keluar dari rahim wanita, jika bukan darah
haid atau nifas atau luka atau sclaput dara maka itu adalah darah
istihadhoh.
* Istihadhoh terbagi pada tiga bahagian:
1. Istihadhoh ringan. Yakni jika dimasukkan kapas maka darah
hanya akan melekat pada bagian permukaan kapas dan tidak
akan meresap.
2. Istihadhoh Sedang. Yakni jika dimasukkan kapas maka darah
akan meresap ke dalam kapas tapi tidaklah sehingga
meneteskan darah ke luar.
3. Istihadhoh Berat. Yakni jika kapas dimasukkan maka darah
akan meresap ke dalam kapas dan juga meneteskan lantaran
terlalu banyak.
* Istihadhoh ringan hukumnya sama dengan air kencing di
dalam membatalkan wudhu'. Dan wajib berwudhu' pada segala
sesuatu yang mensyaratkan kesucian, sementara ia juga lebih
baik mengganti pembalutnya atau mencucinya
* Istihadhoh sedang sama hukumnya dengan istihadhoh ringan
kecuali ia mesti mandi untuk sholat subuhnya. * Istihadhoh berat
juga sama hukumnya dengan di atas ditam-bah pula iawajib
mandi tigakali: untuk sholat Subuh, Zohor dan Asar, Maghrib dan
Isya'. Dan mandi untuk istihadhoh berat ini telah memadai dan
mengambil wudhu' untuk sholat.
TAMBAHAN
Kebiasaan haid pada wanita berbeza-beza:
1. Ada yang datangnya teratur. Misal: tujuh hari pada setiap awal
bulan atau akhir bulan. Jenis ini dikatakan sebagai haid yang
teratur bilangan dan masa.
2. Dan ada yang datang pada setiap awal bulan tetapi
bilangannya berbeza-beza. Kebiasaan ini disebut dengan haid
yang teratur masa saja.
3. Ada yang bilangan harinya sama tetapi waktu datangnya
berbeza-beza. Kebiasaan ini disebut tertatur bilangan.
4. Dan ada juga yang tidak menentu datang haidnya, samada
bilangan atau pun tarikh. Kebiasaan ini disebut "tak menentu"
atau muttoribah
5. Cadis yang mula pertama melihat darah haid disebut sebagai
mubtadiah.
* Golongan 1 dan 2 jika melihat darah keluar mengikut,
kebiasaannya, sekalipun berwarna kuning dan tidak kental, atau
sehari dua sebelum datangnya masa haid, maka ia wajib
menganggapnya darah haid dan melakukan kewajiban-kewajiban
wanita yang haid. Jika terbukti yang ianya bukan haid ,
misalnya kurang dari tiga hari, maka ia wajib mengkodho'
sholat dan puasa yang ditinggalkannya.
* Golongan 3,4 dan 5 memulai masa haidnya di saat ia melihat
darah keluar yang mempunyai ciri-ciri haid, seperti berwarna
merah tua, pekat dan nyeri. Jika ternyata bukan haid maka ia
mesti mengkodho' puasa dan sholat yang ditinggalkannya.
HUKUM MAYAT
Saat sekarat: mayat wajib diletakkan dalam keadaan terlentang
dengan muka dan kedua telapak kaki menghadap kiblat.
Mandi mayat: menggunakan tiga jenis air:
1. Air yang bercampur dengan daun bidara.
2. Air yang bercampur dengan kapur barus.
3. Air bersih yang suci.
Tahnit: menggosokkan tujuh anggota sujud dengan kapur barus.
Kafan mayat: membungkus may it dengan tiga pakaian.
1. Satu helai pakaian yang menutup antara pusat dan lutut.
2. Satu helai pakaian yang menutup antara bahu hingga setengah
betis kaki.
3. Satu helai kain panjang yang menutup seluruhtubuh simayit.
Sembahyang jenazah.
Setelah mayat dikafankan (atau ditutup auratnya jika tak ada
kafan dan dalam keadaan darurat.) maka ia diletakkan terlentang
dengan kepalanya di sisi kanan orang yang
menyembahyangkannya. Sholat mayat dilakukan dengan berdiri
menghadap kiblat dan takbir sebanyak lima kali. Sekurangkurangnya
dibaca bacaan berikut pada setia takbir:
1. Takbir Pertama: Allahu Akbar:
2. Takbir Kedua : Allahu Akbar
3. Takbir Ketiga: Allahu Akbar
4. Takbir Keempat: Allahu Akbar:
5. Takbir Kelima : Allahu Akbar dan selesai tanpa salam.
Mengubur mayat:
Mayat wajib dikuburkan di dalam tanah sambil menghadap
kiblat. Yakni si mayat diletakkan pada sisi kanan badannya
dengan muka menghadap kiblat.
Juga wajib dikuburkan di kawasan tanah yang mubah, yakni
tanah yang diizinkan untuk si mayat ditanam; dan di atas tanah yang
tidak akan mcnjatuhkan maruah si mayat, sepcrti jauh dari tempat
sampah dsb.
Diharamkan membongkar kuburan kecuali dalam beberapa
perkara seperti jika si mayat belum disembahyangkan atau lain
sebagainya yang telah disebutkan secara terperinci di dalam kitab
Minhaj as-Sholihin.
* Dalam mengurus mayat dari awal hingga akhir, mestilah
mendapatkan izin dari wali si mayat. Suami adalah wali kepada si
istri, tuan adalah wali kepada hamba sahayanya, pewaris adalah
wali kepada simayat mengikut tingkatannya masing-masing. Jika
si mayat tak mempunyai wali maka hakim syar'ilah yang akan
menjadi walinya.
TAYAMMUM
Tayammum adalah pengganti daripada wudhu' atau mandi hadas
bagi mereka yang tak dapat melakukannya , lantaran beberapa
sebab berikut:
1. Tidak ada air untuk wudhu' atau mandi hadas. Namun ia mesti
mencarinya tcrlebih dahulu.
2. Ada air, tapi tak dapat digunakan untuk bersuci mengikut
syareat, lantaran misalnya si pemilik air tak mengizinkan
menggunakan airnya, atau ianya berada di tempat yang
bcrbahaya, atau harganya terlalu mahal, atau kerana sangat sukar
didapati.
3. Kerana udara yang sangat sejuk atau badan tak sehat sehingga
tak boleh menyentuh air.
4. Kepentingan yang lebih mendesak seperti untuk menghilangkan
najis; atau untuk keselamatan jiwa yang harus dilindungi dsb.
5. Waktu yang sangat sempit sehingga tak sempat untuk
berwudhu' atau mandi.
CARA TAYAMMUM
1. Sctelah berniat, tepukkan kedua belah tangan ke atas
permukaan tanah, atau pasir, batu-batu atau debu dsb secara
serentak. Adalah ihtiyat (lebih baik) menggetarkan ke dua tangan
agar debu jatuh dan...
2. Menyapukannya ke bahagian dahi dan keningnya, bermula dari
batas tumbuhnya rambut sehinggalah ke pangkal hidung bahagian
atas. Ihtiyat menyapu kedua alis sekalian.
3. Menyapu telapak tangan kanan bagian luar bermula dari
pergelangan tangan hingga ke ujung jari-jari dengan telapak tangan
kiri bagian dalam.
4. Menyapu telapak tangan kiri bagian luar dengan telapak tangan
kanan bagian dalam dengan cara serupa.
-Adalah ihtiyat sunnat memukulkan kedua belah tangan sekali lagi
ke atas permukaan tanah selepas menyapu muka, untuk
kemudian menyapu kedua belah tapak tangan .
MASALAH-MASALAH TAYAMMUM
-Benda-benda yang boleh digunakan untuk tayammun adalah:
tanah, pasir, batu-batuan, batu karang.dan batu kapur sebelum
dibakar. Tidak diperkenankan menggunakan benda-benda selain
daripada yang berasal dari permukaan bumi seperti tumbuhtumbuhan
dan bahan tambang. Jika itu semua tidak didapati maka
bertayammumlah dengan debu-debu yang terhimpun di tikar atau
sebagainya. Jika itu juga tidak ada maka gunakanlah lumpur;
dan tayammum sekali lagi dengan kapur atau semen atau batu-batu
kerikil secara ihtiyat jika boleh. Jika lumpur juga tidak ada maka
tayammumlah dengan yang disebutkan terakhir tadi lalu sholat; dan
kemudian mengkodho' sholatnya semula ( secara ihtiyat wajib) di
luar waktu itu secara sempurna. Kalaulah semua itu tidak ada maka
ihtiyatnya sholat tanpa bersuci kemudian dikodho' semula nantinya
di waktu lain.
-Syarat sahnya tayammum adalah:
-Tiadanya air atau bcrhalangan menggunakannya.
-Tanah yang akan digunakan adalah suci, mubah dan tidak
bercampur dengan unsur-unsur yang lain.
-Di dalam ruangan yang mubah (diizinkan untuk digunakan)
-Anggota tayammum hendaklah suci .
-Berniat kerana Allah dan tertib.
-Bermula dari atas menurun ke bawah.
-Berturut-turut , dan melakukan sendiri jika mampu.
-Anggota tayammum tidak dihalangai oleh suatu benda.
-Najis yang tidak mengalir tidak akan merusakkan tayammum
samada ianya di anggota yang mengusap atau yang diusap.
* Tayammum tidak boleh dilakukan sebelum masuknya waktu sholat
* Jika seorang yang janabah bertayammum, kemudian ia berhadas
kecil seperti kentut atau kencing, maka tayam-mumnya akan batal dan
wajib mengulangi tayammumnya semula ketika memerlukannya.
Tetapi bagi orang yang bukan janabah yang diwajibkan mandi (seperti
wanita yang telah suci dari haid), jika dia bertayammum , lalu berlaku
hadas kecil, maka ia wajib bertayammum sebagai ganti dari mandi
dan juga berwudhu' kalau memang boleh; atau bertayammumm sekali
lagi sebagai ganti dari wudhu' juga.
* Segala sesuatu yang dilarang atas orang yang hadas akan terangkat
lantaran ia tayammum tadi selagi ianya tidak mampu menggunakan
air.
* Jika berbagai sebab mandi atau wudhu' ada pada seseorang (seperti
seorang yang janabah memegang mayat yang telah sejuk) lalu ianya
tidak mampu mandi atau wudhu', maka satu tayammum akan
memadainya dari kesemua itu.
SHOLAT
Sholat wajib ada enam: sholat lima waktu, sholat ayat, sholat tawaf,
sholat mayit, sholat lantaran nazar, janji atau mengambil upah dan
sholat anak lelaki yang paling besar sebagai kodho' untuk ayahnya
yang telah meninggal.
Sholat lima waktu adalah sebagai berikut:
1. Sholat subuh dua rekaat
2. Sholat Zohor empat rekaat.
3. Sholat Asar empat rekaat.
4. Sholat Maghrib tiga rekaat.
5. Sholat Isya' empat rekaat.
Hal-hal wajib yang mesti diperhatikan sebelum sembahyang adalah:
1. Masuk waktu
2. Menghadap kiblat.
3. Menutup aurat.
4. Tempat sholat
5. Kesucian badan dan pakaian.
6. Suci dari hadas dengan wudhu', mandi atau tayammum.
PERINCIANNYA: WAKTU
SHOLAT:
Subuh bermula dari terbitnya fajar shodiq sehinggalah
terbitnya matahari.
-Zohor dan Asar bermula dari tergelincirnya matahari sehinggalah
terbenamnya.
-Maghrib dan Isya* bermula dari hilangnya megah merah bagian
timur sehinggalah ke tengah malam bagi mereka yang tak
berhalangan; dan sehingga fajarshodiq bagi mereka yang
berhalangan scperti tcrtidur atau lupa aiau suci dari haid selepas
tengah malam dan lain-lainnya.
KIBLAT:
Wajib menghadap kiblat di dalam perkara-perkara berikut:
-Sholat dalam seluruh jenisnya melainkan sholat sunnat yang
dilakukan dalam perjalanan ( jika menghadap kiblat tidak
memungkinkan)
-Menyembelih binatang sembelihan.
-Mayit yang sedangnaza'. Wajib bagi orang yang ada disekitar
untuk menghadapkannya ke arah kiblat; atau bahkan jika si mayit
sendiri mampu menghadap kiblat maka ianya ihtiyat wajib
melakukanya sendiri.
-Menguburkan mayit sepcrti yang telah dijelaskan di atas.
(Haram menghadap kiblat atau membelakanginya dalam
keadaan buang hajat.)
MENUTUP AURAT :
-Wajib menutup aurat di dalam sholat dan bagian-bagiannya
seperi sholat ihtiyat dan sholat qodho' untuk bagian-bagian yang
terlupa, walau tidak ada orang yang melihat di sekitar atau
bersembahyang di tempat yang gelap.
-Aurat laki-laki adalah qubul dan dubur (depan dan belakang)
sementara aurat perempuan seluruh badannya kecuali muka dan
kedua telapak tangan dan kedua telapak kaki.
-Syarat-syarat pakaian orang yang sholat adalah:
1. Mubah, maka tidak akan sah sholat dengan mengenakan
pakaian yang tidak mubah (seperti bukan milik sendiri dan
tidak dapat izin dari si pemiliknya); walau ianya menutupi
seluruh aurat.
2. Suci. Tidak akan sah sholat dengan pakaian yang bernajis
kecuali beberapa perkara yang telah disebutkan di atas.
3. Bukan terbuat dari jenis benda yang tidak halal dimakan
samada dari binatang yang mengalir darahnya atau tidak.
4. Bukan dari bagian bangkai .
5. Tidak memakai emas (bagi laki-laki.)
6. Tidak memakai sutera (bagi laki-laki.)
TEMPAT SHOLAT :
Syarat-syaratnya adalah:
1. Mubah. Maka tidak boleh sholat di tempat yang tidak diizinkan
secara syarcat.
2. Mantap. Maka tidak diperkenankan sholat di tempat yang
tidak mantap dan bergerak-gerak.
3. Tempat sujud (dahi) mestilah suci.
4. Laki-laki tidak boleh berada di sisi wanita atau di belakang
wanita kurang dari sejengkal.
5. Tidak sembahyang membelakangi kuburan para maksum (Nabi
atau Imam as.) jika itu menyebabkab mereka seakan tidak
dihormati.
KESUCIAN BADAN PAKAIAN DAN DARI HADAS :
* Badan wajib suci dari segala najis kecuali beberapa hal yang telah
disebutkan di atas.
* Pakaian juga wajib suci kecuali beberapa perkara yang telah
disebutkan di atas.
* Suci dari hadas samada dengan wudhu', atau mandi atau duaduanya
sekali atau tayammum.
* Wudhu' hanya dapat mensucikan hadas kecil saja.
* Mandi dapat mensucikan janabah dan hadas besar lainnya.
Nampaknya satu mandi dapat memadai mandi-mandi wajib yang
lain, atau mandi-mandi yang sunnat, melainkan mandi
untuk istihadhoh-sedang.
* Istihadhoh Sedang akan suci dengan mandi (di waktu subuh) dan
wudhu' sekali. Mandi wajib selain janabah (ihtiyat sunnat) juga
disertai wudhu'.
* Tayammum dapat menggantikan mandi dan wudhu' jika
memang berhalangan menggunkan air.
AZAN DAN IQOMAH
lanya sunnat muakkad di dalam solat lima waktu. Caranya
adalah:
Yang wajib di dalam sholat adalah:
1. Niat 2. Takbiratul-ihrom 3. Berdiri 4. Membaca (al-Fatehah
dan surah lain secara sempurna) 5. Menyebut zikir (dalam ruku'
dan sujud dsb) 6. Ruku' 7. Sujud 8. Duduk tasyahhud 9.
Salam 10. Tertib 11. Berturut-turut.
Lima (5) rukun: yang akan membatalkan sholat jika dikurangi
dengan sengaja atau lupa. lanya adalah:
1. Niat 2. Berdiri ketika takbiratul-ihrom dan selepas ruku'.
3. Melakukan takbiratul-ihrom ( Menyebut Allahu-Akbar ketika
ingin memula sholat) 4. Ruku' 5. Sujud.
PERINCIANNYA:
NIAT: adalah wajib di dalam sholat. la adalah suatu tujuan untuk
melakukan sesuatu kerana Allah swt la juga tidak wajib
dilafazkan , dan juga tidak wajib disebutkan "wajib" atau
"sunnat". Cukup hanya dengan kemauan hati dan tujuan ingin
melakukan sesuatu dengan menentukan sholat apa yang akan
dilakukan.
BERDIRI: wajib berdiri di dalam sholat ketika takbiratul-ihrom,
membaca surah, membaca tasbih ( untuk rekaat ketiga atau
keempat), sebelum dan sesudah ruku'.
* Mereka yang mampu berdiri maka wajib berdiri tegak lurus,
mantap dan berdiri di atas dua kaki, tanpa bersandar pada
sesuatu.
* Mereka yang tidak mampu berdiri tegak secara sempurna ,
wajib berdiri sedapat mungkin.
* Mereka yang tidak mampu berdiri , maka wajib baginya
sholat dengan duduk. Dan jika itu tidak mungkin, maka sholat
sambil berbaring di atas sisi sebelah kanan menghadapkan muka ke
arah kiblat; dan jika itu tidak mungkin, maka berbaring di atas sisi kiri
sambil menghadapkan muka ke arah kiblat; dan jika itu pun tidak
mungkin maka berbaring melentang dengan menjulurkan kedua
kakinya menghadap kiblat.
TAKBIRATUL-IHROM :Ianyarukunyangwajibdilakukandiawal sholat.
Caranya adalah menyebut Allahu -Akbar dengan betul dalam
keadaan berdiri mantap .
MEMBACA: Wajib membaca al-Fatehah di dalam rekaat pertama dan
kedua dari setiap sholat wajib, dan ( ihtiyat-wajib ) membaca
surah sempuma lain selepasnya.
* Tidak boleh membaca surah-surah al-Azaim (yang mengand-ungi
ayat-ayat wajib sujud seperti surat al-A'laq) di dalam sholat-sholat
fardhu. Demikian juga surah-surah yang panjang jika waktunya
sempit.
* Surah al-Fil dan al-Ilaf adalah satu surah; juga surah adh-Dhuha dan
Alam Nasyrah.
* Di dalam rekaat ketiga dan keempat boleh pilih antara
membaca surah al-Fatehah saja atau membaca Tasbih berikut satu
kali:
Wajibnya satu kali namun ihtiyat sunnatnya tiga kali.
* Wajib melakukan setiap rukun sholat secara berurut dan menjaga
ketertiban serta bacaan arab yang benar.
* Laki-laki wajib menjaharkan (memperdengarkan ) suaranya di
dalam bacaan rekaat pertama dan kedua untuk sholat subuh,
maghrib dan isya'; sementara ia memperlahankan suara
bacaannnya di dalam rekaat ketiga dan keempat dan di dalam
sholat zohor dan asar.
* Sunnat membaca Basmalah (Bismillah...) dengan jahar di
dalam rekaat pertama dan kedua untuk sholat zohor dan asar;
begitu juga sunnat membaca dengan jahar bacaan surah di
dalam dua rekaat pertama sholat zohor pada hari Juma't. Takbirtakbir
sunnat seperti takbir untuk qunut, ruku', sujud,
tasyahhud dan salam boleh dibaca dengan jahar atau pun per-lahan.
Bagi perempuan, mereka wajib memperlahankan suaranya di
tempat-tempat yang wajib perlahan, sementara ia boleh memilih
antara membaca secara perlahan atau jahar untuk tempat yang
wajib jahar bagi laki-laki.
RUKU* : Waktu ruku' ialah selepas membaca surah al-Fatehah dan
surah sempurna lainnya di rekaat pertama dan kedua dan selepas
membaca Tasbih di rekaat ketiga dan terakhir. lanya hanya satu
kali pada setiap rekaat.
* Cara ruku': ialah menundukkan kepala sehinggalah jari-jari
tangan menyentuh kedua lutut kaki.
* Wajib membaca zikir dan mantap ketika membacanya,
kemudian berdiri i'tidal sehingga berdiri secara sempurna dan
mantap.
* Di dalam ruku' boleh dibaca samada Subhanallah 3 kali atau
Subhanarobbiyal a'dhimi wabihamdihi 1 kali. Dalam keadaan
waktu yang sempit cukup hanya membacanya sekali saja.
SUJUD: Waktu sujud ialah selepas berdiri i'tidal di setiap rekaat.
* Sujud adalah dua kali di setiap rekaat dan dipisahkan dengan satu
duduk antara dua sujud.
* Cara sujud: menunduk sehingga kepala menyentuh bumi dan
meletakkan tujuh anggota sujud di atasnya.
* Tujuh anggota sujud adalah: dahi, dua telapak tangan, dua lutut dan
dua ibu jari kaki.
* Membaca di dalam sujud wajib dilakukan dalam keadaan
mantap; dan tempat sujud hendaklah sama rata dengan tempat
berdiri. Jika ianya berbeda dengan lebih tinggi atau rendah maka
perbezaannyatidaklah lebih darisekedar empat jari yang tertutup.
* Bacaan sujud boleh dipilih antara membaca tasbih Subhana
Rabbiyal A 'la Wabihamdihi sekali atau tiga kali; atau Subhanallah saja
sebanyak tiga kali.
* Dahi mesti menyentuh tanah atau apa saja yang berasal dari tanah
melainkan makanan atau pakaian. Tidak boleh sujud di
atas bahan-bahan tambang, makanan dan kapas; dan boleh di
atas kertas.
* Tempat meletakkan dahi mestilah suci dan selainnya tidak
disyaratkan.
TASYAHHUD : waktu tasyahhud (duduk tahiyat) adalah
selepas sujud kedua di rekaat kedua pada setiap sholat, dan
juga selepas sujud kedua di rekaat ketiga pada sholat
maghrib; dan selepas sujud kedua di rekaat keempat pada
sholat zohor, asar dan isya'.
* Wajib di dalam tasyahhud duduk dengan mantap dan
membaca bacaannya.
* Bacaan tasyahhud adalah:
SALAM : waktu salam adalah di akhir setiap sholat.
* Wajib melakukannya dengan tamakninah dalam keadaan
duduk.
* Bacaan salam yangsunnat adalah:
* Bacaan salam yang wajib adalah:
TERTIB: wajib tertib di dalam melakukan kewajibankewajiban
sholat seperti berikut: l.Niat 2. Takbiratul-ihrom dalam keadaan
bcrdiri 3. Membaca surah al-Fatehah dan surah lain 4. Ruku' dan
membaca bacaannya dengan tamakninah, kemudian berdiri i'tidal 5.
Sujud dan membaca bacaannya dengan tamakninah, kemudian
duduk antara dua sujud, lalu sujud kedua. Kemudian duduk semula
sejenak, lalu berdiri untuk rekaat kedua.
Dl DALAM REKAAT KEDUA: 6. Berdiri dan membaca al-Fatehah
kemudian surah. Lalu disunnatkan membaca doa qunut, walau
yang sangat pendek dan mudah sckali pun. Kemudian ruku' dan
membaca zikir ruku' dengan tamakninah. Kemudian berdiri i'tidal
lalu sujud dua kali dan tasyahhud. Jika itu sholat dua rekaat seperti
sholat subuh maka ia terus salam selepas tasyahhud dan
sempurnalah sholatnya; jika ianya sholat tiga rekaat atau empat
rekaat maka jangan membaca salam dan meneruskan rekaat
berikutnya.
REKAAT KETIGA: 7. Berdiri untuk rekaat ketiga dan membaca Tasbih
atau surah al-Fatehah dalam keadaan berdiri. Kemudian ruku', i'tidal
sujud dan tasyahhud sehinggalah salam .(jika itu sholat tiga rekaat
seperti maghrib. )
Jika ianya sholat empat rekaat seperti zohor, asar dan isya', maka
ia berdiri semula.
REKAAT KEEMPAT : 8. Berdiri dan melakukan seperti pada rekaat
ketiga di atas sehinggalah salam .Lalu sempurnalah
sembahyangnya.
BERTURUT-TURUT :wajib melakukan semua rukun sholat secara berurut
tanpa dipisahkan satu rukun dengan rukun lainnya dalam masa
yang agak lama sehingga boleh menghilangkan gambaran sholat.
SHALAT AKAN BATAL KERANA:
1. Tidak lengkapnya syarat mukaddimah sholat seperti yang
disebutkan di atas.
2. Berlaku hadas kecil atau hadas besar.
3. Sengaja bercakap walau dengan satu huruf, termasuk
mengucapkan salam kepada seseorang. Namun menjawab salam
orang yang memberi salam adalah wajib , dengan syarat
mengucapkannya sama seperti apa yang diucapkan oleh orang
tersebuL
4. Berlakunya berbagai keraguan seperti yang akan kami sebutkan
kelak.
5. Makan dan minum.
6. Sengaj'a mcnangis kcrana urusan dunia.
7. Sengaja mengucapkan aamin selepas al-Fatehah dalam keadaan
bukan taqiyah atau tujuan do'a.
8. Tertawa terbahak-bahak; tidak mengapa kalau hanya sekedar
tersenyum.
9. Berscdekap dalam keadaan bukan taqiyah.
10. Melakukan perbuatan yang boleh menghilangkan bentuk
sholat, seperti bertepuk atau bersiul dan lain sebagainya.
11. Memalingkan badan ke arah kanan atau kiri atau bclakang; juga
mema-lingkan wajah ke belakang secara sengaja.
HUKUM RAGU-RAGU ( SYAK) DALAM SHOLAT.
1. Syak yang akan membatalkan sholat ada lapan.
2. Syak yang boleh dibiarkan ada enam.
3. Syak yang sholat akan sah dengannya ada sembilan.
SYAK YANG MEMBATALKAN SHOLAT
1. Syak dalam sholat dua rekaat seperti sholat subuh dan sholat
qasar .
2. Syak dalam sholat tiga rekaat seperti maghrib.
3. Syak antara rekaat pertama dan lainnya di dalam sholat yang
empat rekaat.
4. Syak (dalam sholat empat rekaat )antara dua rekaat dan lebih
tetapi sebelum menyelesaikan sujud kedua dari rekaat kedua.
5. Syak( dalam sholat empat rekaat )antara 2 dan 5, atau 2 dan lebih
dari 5.
6. Syak antara 3 dan 6; atau 3 dan lebih dari enam.
7. Syak antara 4 dan 6 atau lebih dari enam.
8. Syak di dalam bilangan rekaat yang dia tidak tahu berapa
rekaat telah dia lakukan.
SYAK YANG TIDAK PERLU DIPERHATIKAN
1. Syak terhadap sesuatu yang telah berlalu. Seperti syak apakah
ianya telah melakukan Takbiratul-Ihrom sedangkan kini dia tengah
membaca surah al-Fatehah; atau syak pada bacaan surah al-Fatehah
sedangkan kini dia sedang membaca surah lain; atau syak pada ayat
awal sedangkan kini dia sedang membaca ayat terakhir; atau syak
pada bacaan sedangkan kini dia sedang ruku'; atau syak pada ruku'
sedangkan kini dia tengah sujud; atau syak pada sujud sedangkan kini
dia tengah duduk tasyahhud, atau berdiri atau salam; atau syak pada
tasyahhud sedangkan kini dia tengah berdiri atau salam dsb. Namun
jika ia syak pada salam, maka ucapkanlah salam sekali lagi selagi
ianya belum melakukan perkara-perkara yang membatalkan sholat.
Bahkan jika ianya syak apakah yang dilakukannya tadi adalah sah
atau tidak, maka katakanlah yang ianya sah dan tidak perlu
mengulangi sholatnya lagi.
2. Syak selepas salam terakhir.
3. Syak selepas keluar waktu.
4. Syak dalam sholat jemaah samada imam atau makmum selagi
salah satu dari mereka dapat mengingatkannya.
5. Syak dalam sholat sunnat. Dia dapat mengambil yang banyak atau
yang sedikit selagi itu tidak akan membatalkan sholat.
SYAK-SYAK YANG BENAR : hanya berlaku dalam sholat yang empat
rekaat saja seperi zohor, asar dan isya'.
* Syak antara dua dan tiga selepas sujud kedua di rekaat kedua, maka
hukumnya anggap saja itu rekaat ketiga dan kemudian meneruskan
sholatnya sehingga akhir. Selepas salam dia berdiri semula dan
melakukan sholat ihtiyat satu rekaat.
* Syak antara dua dan empat selepas sujud kedua di rekaat kedua.
Hukumnya adalah: anggap yang itu adalah rekaat
keempat kemudian selesaikan shalat schingga salam; lalu berdiri
semula dan sembahyang ihtiyat dua rckaat.
* Syak antara tiga dan empat maka hukumnya adalah
mengangap yang itu rekaat keempat, lalu selesaikan sholatnya
sehingga akhir dan sholat ihtiyat selepasnya satu rekaat berdiri atau
dua rekaat duduk.
* Syak antara empat dan lima selepas sujud kedua, maka
hukumnya adalah menggangap yang itu rekaat keempat lalu
sempurnakan sholat sehingga akhir. Kemudian sujud selepasnya
dua sujud sahwi.
* Syak antara 4 dan 5 ketika berdiri. Maka hukumnya dia terus
duduk semula dan menjadikannya seperti syak antara 3 dan 4.
Kemudian dia teruskan sholatnya sehingga akhir dan berdiri semula
untuk sholat ihtiyat satu rekaat berdiri atau dua rekaat duduk.
* Syak antara 3 dan 5 dalam keadaan berdiri, maka hukumnya dia
terus duduk semula dan menjadikannya seakan syak antara 2 dan 4.
Dia teruskan sholatnya sehingga sempurna lalu berdiri semula untuk
melakukan sholat ihtiyat dua rekaat berdiri.
* Syak antara 3,4 dan 5 ketika berdiri. Hukumnya adalah ia terus
duduk semula dan melakukan seakan syak antara 2, 3 dan 4. Yakni
dia akhiri sholatnya lalu melakukan semula sholat ihtiyat dcngan
dua rekaat berdiri dan dua rekaat duduk.
* Syak antara 5 dan 6 ketika berdiri. Hukumnya dia terus duduk
semula dan menganggap yang seakan ia syak antara 4 dan 5. Dia
selesaikan sholatnya sehingga sempuma lalu sujud sahwi selepas
sholat sebanyak dua kali.
* Dalam gambaran empat yang terakhir, maka lebih baik (ihtiyat
sunnat) dia lakukan juga sujud sahwi lantaran berdiri-lebih yang ia
batalkan .
* Cara sujud sahwi dan sholat ihtiyat akan diterangkan kemudian.
* Mereka yang syak di dalam rekaat akan dapat menghilangkan
syaknya ini jika ianya menduga lebih berat salah satu dari rekaat yang
ia ragui. (Contoh: jika ia lebih berat menduga yang rekaat ketiga
adalah rekaat yang benar di dalam syak antara tiga dan
empat, maka ia mesti mengambil rekaat ketiga dan meninggal-kan
amalan syak antara rekaat ketiga dan keempat.)
CARA SUJUD SAHWI : lanya dua sujud dcngan niat Taqorrub
Ilallah (kerana Allah semata-mata). Disyaratkan sujud pada benda
yang dibolehkan sujud di atasnya. Tidak wajib takbir. Dia hanya
terus sujud dan membaca di waktu sujudnya doa' berikut:
Kemudian duduk antara dua sujud, lalu sujud semula seperti
pertama tadi, dan baca tasyahhud kemudiannya seperti biasa.
SEBAB SUJUD SAHWI ADALAH:
1. Bcrbicara di dalam sholat tanpa sengaja.
2. Membaca salam bukan pada tempatnya.
3. Lupa membaca tasyahhud.
4. Syak antara 4 dan 5.
5. Lupa satu sujud. (ihtiyat wajib sujud sahwi)
6. Berdiri pada waktu sepatutnya duduk; dan duduk pada waktu
sepatutnya berdiri. (ihtiyat wajib)
7. Sunat sujud sahwi pada setiap tambahan atau kekurangan
yang berlaku pada sholat dengan tidak disengaja.
MENGKODHO' BAGIAN-BAGIAN YANG TERLUPA
* Jika terlupa satu sujud, lalu ingat selepas ruku' kemudiannya,
maka wajib mengkodho' sujud itu semula selepas sholat, dan
sebelum sujud sahwi.
* Jika terlupa membaca tasyahhud, lalu ingat selepas ruku'
kemudiannya, maka (ihtiyat wajib) dia kodho' semula
tasyahhudnya selepas sholat dan sebelum sujud sahwi.
* Mengkodho' bagian-bagian yang terlupa ini wajib diniatkan
sebagai ganti dari yang terlupa tadi dan mesti memenuhi
syarat-syaratnya secara sempurna.
* Antara masa mengkodho' bagian yang terlupa dengan sholat
yang baru selesai tidak boleh dipisahkan oleh sesuatu yang
membatalkan sholat. Jika itu berlaku maka ia wajib mengulangi
sholatnya semula.
CARA SHOLAT IHTIYAT
Sholat ihtlyat untuk satu rekaat. Pertama niat kerana Allah
semata-mata. Kemudian takbiratul-Ihrom dan membaca
al-Fatehah saja dengan suara perlahan, termasuk basmalahnya.
Kemudian ruku', sujud, tasyahhud dan salam.
Untuk Dua rekaat: serupa dengan sholat subuh namun hanya
membaca al-Fatehah saja secara perlahan tanpa surah lain.
Niat hendaklah kerana Allah semata-mata tanpa perlu
dilafazkan.
Untuk Dua rekaat duduk: niat, takbiratul-ihrom, membaca
al-Fatehah saja, ruku' sehinggalah wajah mendekati dua lutut,
duduk semula sujud dan seterusnya sehinggalah akhir.
Perhatian: Antara sholat ihtiyat dengan sholat sebelumnya
mestilah tidak dipisahkan oleh waktu yang panjang atau
sesuatu amalan yang membatalkan sholat. Kalau tidak, maka ia
wajib mengulangi sholatnya dari mula pertama lagi.
SHOLAT MUSAFIR
Wajib bagi musafir mengqasarkan (mempersingkatkan ) sholatnya
yang empat rekaat kepada dua rekaat, dengan syarat-syarat berikut:
1. Dia bermaksud menempuh jarak sejauh lapan (8) farsakh,
(lebih kurang 44 km) pergi saja, atau kembali saja atau pulang pergi
sekali.
2. Tidak berniat membatalkan perjalanan sebelum sampainya ke
tempat tujuan atau ragu-ragu atau membatalkan perjalanan
langsung. Jika ini berlaku maka sholatnya mestilah tamam atau
disempurnakan sehingga empat.
3. Sebelum sampai ke jarak yang ditentukan di atas, musafir
tidaklah berlalu dari kampung halamannya; atau dia berniat untuk
tinggal sepuluh hari disana
atau lebih ; atau bcrada di pcrjalanan sclama tiga puluh hari dalam
keadaan ragu-ragu. Jika itu terjadi maka dia mcsti sempurnakan
sholatnya.
4. Musafir (berpergian jauh) bukanlah sebagai kerja tetapnya, seperti
pemandu, nakhoda, peniaga yang berkeliling jauh, atau pekerja yang
seringkali berkeliling seperti tukang kayu, tukang batu dsb. Atau
orang yang kerjanya senantiasa di dalam perjalanan seperti seseorang
yang kebanyakan masanya berangkat jauh dari negerinya, seperti
peniaga. Mereka wajib menyempurnakan sholatnya dan tidak kosor.
5. Bukan sejenis yang berpindah-pindah tempat seperti golongan
badwi. Mereka wajib menyempurnakan sholatnya lantaran sepanjang
hayatnya ia tidak pernah bermustautin di tempat tertentu.
6. Tidak berniat melakukan perjalanan yang bermaksiat seperti ingin
mencuri, berzina, membunuh, minum arak atau membantu orang
zalim dsb.
7. Bukan perjalanan memburu tanpa maksud tujuan. Walaupun ianya
tidak haram, namun ia wajib menyempurnakan sholatnya ketika pergi
dan qasar ketika pulang jika itu melebih 8 farsakh.
CATATAN: Musafir boleh melakukan tamam atau qasar di empat
tempat berikut: Kota Mekah, Kota Madinah, Masjid Kufah dan
Haram Imam Husain.
SHOLAT KODHO'
* Wajib mengkodho' (mengulangi) sholat lima waktu yang
tertinggal lantaran sengaja, lupa, jahil , tertidur, tidak
menunaikannya dengan betul atau lain sebagainya.
* Mereka yang tidak wajib kodho' sholat-sholat yang tertinggal
adalah: anak kecil , orang kafir asli yang baru memeluk Islam,
orang gila yang sedar, wanita yang haid dan nifas yang menyita
semua waktu sholatnya dan mereka yang pingsan di dalam seluruh
waktu sholatnya.
* Jika anakbaligh atau oranggilasembuh, atau si pingsan sedar, atau
orang kafir masuk Islam scdangkan waktu sholat masih ada walau
untuk sekedar satu rekaat maka wajib bagi mereka menunaikan
sholat tersebut . Jika tidak dilakukan maka wajib bagi mereka
mengkodho'nya.
* Seorang muslim yang murtad atau mabuk wajib mengkodho'
sholatnya yang tertinggal.
* Boleh melakukan sholat kodho' bila-bila masa saja, malam
siang, dalam keadaan musafir atau pun tidak.
* Anak lelaki yang paling besar wajib mengkodho' sholat
ayahnya yang tertinggal lantaran keuzuran yang syar'i.
* Mereka yang mempunyai kewajiban bayar sholat kodho' boleh
melakukan sholat sunnat.
* Sholat kodho' tidak wajib dilakukan dengan segera.
* Sholat kodho' boleh dilakukan dengan berjemaah.
* Wajib mengkodho' sholat sempurna (tamam) yang tertinggal
sccara tamam pula (yakni empat rekaat) walau kini ia dalam
perjalanan; dan wajib kodho' sholat qasar yang tertinggal sccara
qasar pula walau kini ia dalam keadaan tamam.
* Jika bilangan sholat yang tertinggal cukup banyak, maka
kodho'nya tidak wajib dilakukan secara tertib melainkan yang
asalnya sememangnya tertib, seperi zohor dan asar, maghrib dan
isya' dalam satu hari. Contoh: Jika dalam satu hari seseorang
meninggalkan sholat zohor dan asar, atau maghrib dan isya',
maka ia wajib mendahulukan zohor sebelum asar, atau maghrib
sebelum isya' di dalam mengkodho'nya. Tetapi jika ia
meninggalkan sholat zohor di suatu hari, lalu esoknya ia
meninggalkan asar, maka ia boleh melakukan mana-mana sholat
untuk mengkodho'nya. Atau dalam hari yang sama ia
meninggalkan sholat subuh, zohor dan asar, maka ia tidak wajib
mendahulukan subuh sebelum zohor dan asar; walau di dalam
zohor dan asar itu sendiri ia wajib mendahulukan zohor sebelum
asar. Begitulah seterusnya.
* Wajib mengkodho' sholat-sholat wajib selain lima waktu jika itu
tertinggal, seperti sholat ayat, lantaran nazar dsb.
* Boleh mengambil upah untuk sholat atau ibadat-ibadat lain
sebagai garni kepada mayit yang tclah meninggal. Dan kewajiban
mcreka akan terangkat lantaran ibadah yang dilakukan oleh orang
upahan ini, sarnada diupah oleh washi (yang diwasiatkan) si mayit,
atau walinya, warisnya atau orang lain.
SHOLAT AY AT
Sholat Ayat ( kerana munculnya tanda-tanda kebesaran Allah swt)
adalah wajib kerana: gerhana matahari, gerhana bulan, gempa
bumi, segala sesuatu yang menakutkan yang terjadi dilangit dan
di bumi, scperi angin kuning, halilintar yangkuat, angin ribut dsb.
CARA SHOLAT AYAT
Ianya dua rekaat, dan setiap rekaat ada lima ruku'; seperti
berikut:
1. Takbir (Allahu Akbar), baca al-Fatehah dan surah; ruku'dan
bangun dari ruku'. Lalu ...
2. Membaca al-Fatehah dan surah semula, kemudian ruku' dan
bangun kembali.
3. Membaca al-Fatehah dan surah, kemudian ruku' dan bangun dari
ruku'.
4. Membaca al-Fatehah dan surah, kemudian ruku' dan bangun dari
ruku'.
5. Membaca al-Fatehah dan surah, kemudian ruku' dan bangun, lalu
sujud dua kali dan berdiri kembali untuk rekaat kedua.
REKAAT KEDUA
6. Membaca al-Fatehah dan surah, kemudianruku' dan bangun
7. Membaca lagi al-Fatehah dan surah, lalu ruku' dan bangun.
8. Membaca al-Fatehah dan surah, lalu ruku' dan bangun.
9. Membaca al-Fatehah dan surah lalu ruku' dan bangun.
10. Membaca al-Fatehah dan surah lalu ruku' dan bangun i'tidal
,sujud dua kali, tasyahhud dan salam .
* Dibolehkan membagi satu surah yang sempurna kepada lima
bagian, dan setiap satu bagian untuk satu ruku' sehinggalah
sempuma lima ruku'. Contoh: Surah al-Ikhlas dapat dibaca
sehingga lima bagian. Pertama dibaca Basmalahnya, kemu-dian
ruku', lalu dibaca Qul Huallahu Ahad, kemudian ruku'; kemudian
Allahus Somad dan ruku'; Lam yalid walam Yulad , kemudian
ruku', walam yakun lahukufuan Ahad kemudian ruku'.
* Waktu sholat gerhana adalah dari mula terjadinya gerhana
sehinggalah ia terang kembali secara sempurna; dan waktu sholat
ayat selain gerhana adalah sesegera mungkin setelah berlakunya
sesuatu; jika tidak maka ihtiyat wajib meng-kodho'nya.
* Sunnat membaca do'a qunut di dalam ruku' yang kedua dan
keempat di rekaat pertama; dan di ruku' kedua, keempat dan
sebelum ruku' terakhir dari rekaat kedua, selepas membaca surah
dan sebelum ruku'. Boleh juga berqunut hanya di ruku' yang
kelima dan kesepuluh saja; atau pada ruku' yang paling akhir dari
rekaat kedua saja.
* Sunnat sholat ini dilakukan berjemaah dan imam mem-bacanya
secara jahar seperti sholat lima waktu lainnya.
SHOLAT SUNNAT
Antara lain:
Sholat hari raya. lanya wajib di zaman kchadiran imam yang
maksum dan sunnat di zaman ghaibnya imam. la boleh dilakukan
dengan berjemaah atau secara sendiri; dan caranya adalah: 1. Niat
untuk bersembahyang hari raya, samada A'idul-fitri atau A'idil-adha.
Kemudian takbiratul-ihram, baca al-Fatehah dan surah sempuma
lainnya. Sebelum ruku' ucapkan takbir, lalu baca do'a berikut. Ulangi
sehingga lima kali.
Rekaat kedua: setelah membaca Fatehah dan surah yang lain,
juga membaca do'a serupa sebanyak empat kali. Lalu ruku'
sehinggalah sempurna shalat hari raya.
Sholat al-Wahsyah: ialah sholat yang dilakukan untuk mayit
yang baru meninggal. Waktunya adalah malam pertama ketika
mayit dikebumikan.
Caranya adalah dua rekaat.: rekaat pertama dibaca selepas al-
Fatehah ayat al-Kursi dan di rekaat kedua selepas al-Fatehah
surah al-Qodr ( Inna anzalna...) sepuluh kali. Selepas salam
baca do'a berikut:
Sholat hari pertama dari awal bulan baru.' Caranya: dua rekaat.
Rekaat pertama dibaca selepas al-Fatehah surah al-Ikhlas
sebanyak 30 kali; dan di rekaat kedua selepas al-Fatehah dibaca
surah al-Qodr 30 kali. Kemudian
bersedekah selepas sholat, karena ianya akan dapat
"menjamin" keselamatannya di sepanjang bulan yang akan
dilaluinya Insya Allah.
SHOLAT AL-GHUFAILAH: dua rekaat di antara sholat maghrib dan
isya'.
Caranya: rekaat pertama selepas membaca al-Fatehah dibaca
ayat berikut
Dan direkaat kedua selepas membaca al-Fatehah, dibaca ayat:
Kemudian qunut dan membaca do 'a berikut:
PUASA
Wajib puasa bagi mereka yang mempunyai syarat berikut:
1. Baligh: bagi laki-laki genap umur 15 tahun mengikut kiraan
tahun hijriyah, atau bermimpi; dan bagi perempuan genap
berumur 9 tahun.
2. Akal: tidak wajib puasa bagi mereka yang hilang akalnya
seperi orang gila , pingsan dsb.
3. Tidak membahayakannya, seperti sakit atau khawatir
sakitnya akan berlarutan dsb. Jika sakitnya sembuh di tahun
yang sama maka ia wajib mengkodho* puasanya.
4. Tidak pingsan.
5. Tidak haid (bagi wanita) walau itu sejenak. Dan wajib
baginya mengkodho'nya.
6. Tidak nifas (bagi wanita) walau sejenak. Dan wajib baginya
mengkodho'.
7. Tidak musafir. Seandainya ia musafir sebelum masuk waktu
zohor.maka puasanya tidak akan sah dan wajib kodho'. Tetapi
seandainya ia jahil akan hukum puasa bagi musafir, lalu ia
puasa, kemudian selepas maghrib ia tahu yang berpuasa dalam
keadaan musafir adalah tidak sah, maka puasanya akan
dianggap sah. Demikian juga hukum qasar dalam sholat.
HAL-HAL YANG MEMBATALKAN PUASA ADALAH : 1. Makan. 2.
Minum. 3. Masturbasi. 4. Berjima', samada qubul atau dubur,
yang melakukan dan yang dilakukan, pasangan yang hidup atau
yang mati, hatta binatang sekali pun . 5. Sengaja bcrada dalam
keadaan janabah sehingga terbitnya fajar pada puasa
Ramadhon atau puasa kodho' Ramadhon. Demikian juga
wanita yang sengaja berada dalam keadaan belum bersuci dari
haid atau nifas pada puasa Ramadhon, padahal sepatutnya
ia telah bersih dan suci. Wanita yang istihadhoh-ringan dan
sedang sah bcrpuasa Ramadhon; sementara yang istihadhohberat
mesti mandi di tengah hari (sebelum sholat zohor dan
asar) dan mandi di malam hari (sebelum sholat maghrib dan
isya')
6. Memasukkan debu yang banyak, samada yang halal seperti
gandum atau yang haram seperi tanah, atau (secara ihtiyat
wajib) debu yang sedikit ke dalam kerongkongnya. Demikian
juga asap.
7. Memasukkan suntikan ke dalam dubur dengan benda cair,
dan tidak mengapa jika itu benda padat.
8. Tenggelam dalam air.
9. Sengaja muntah walau untuk kesehatan.
10. Berdusta terhadap Allah, Rasul dan para Imam as. ( Bahkan
ihtiyat wajibnya juga terhadap para nabi dan para washi as.)
samada di dalam perkara agama atau perkara dunia.
* Jika semua itu dilakukan dengan sengaja maka ia akan
membatalkan puasa, samada ia jahil atau ia tahu akan hukumnya;
melainkan jika ia terlupa. Berbeza dengan seseorang yang
berada dalam keadaan berjanabah sehingga terbitnya fajar. Seandainya
ia tahu bahwa ia janabah, kemudian ia lupa mandi
(sebelum subuh) maka wajib baginya mengkodho' puasanya.
* Tidur tidak akan membatalkan puasa, walau ia tidur
sepanjang hari jika memang ia telah berniat puasa di malam hari
sebelumnya.
* Waktu niat bcrsamaan dengan terbitnya fajar; namun ia boleh
dilakukan di waktu malam , bahkan satu niat sebelum
masuknya bulan puasa akan dapat memadai satu bulan puasa
penuh.
* Tidak mengapa menelan air ludah walau ianya dikumpulkan di
mulut; begitu juga menelan lendir yang turun dari kepala atau
yang naik dari dada selagi ianya belum sampai ke ruang mulut.
* Datangnya haid atau nifas (bagi wanita) di tengah hari walau
hanya sebentar adalah membatalkan puasa.
* Syarat sahnya puasa sunnat adalah jika orang tersebut telah
membayar semua puasa wajib yang ditinggalkannya
sebelumnya.
* syarat sahnya puasa adalah niat kerana Allah dan ikhlas
semata-mata kerana-Nya dan tidak tersirat sikap riya'.
* Tidak mengapa menggunakan tetesan (ubat) di mata dan
telinga; demikian juga injeksi (suntikan) jarum samada pada otot
atau ke dalam urat; juga tidak mengapa mencabut gigi.
* Sesiapa yang sengaja membatalkan puasa di bulan
Ramadhon maka ia wajib mengkodho'nya dan membayar
kaffarah. Kaffarahnya adalah: membebaskan hamba sahaya
atau puasa dua bulan berturut-turut, atau memberikan enam
puluh orang miskin makanan, selagi ia tahu yang perbuatannya
adalah membatalkan puasa. Seandainya ia tidak tahu
yang itu membatalkan puasa tetapi ia tahu itu adalah perbuatan
yang haram seperti masturbasi misalnya, maka ia juga akan
membatalkan puasa dan wajib kaffarah. Dan seandainya
seseorang membatalkan puasanya dengan sesuatu yang haram
maka ia wajib bayar ketiga-tiga kaffarah dengan kodho' sekali.
* Puasa yang tertinggal samada disengaja atau kerana
perjalanan jauh atau haid atau nifas atau sakit yang tidak
berlarutan hingga melangkahi tahun berikutnya , semua itu
wajib dikodho'. Tetapi jika sakit berlarutan hingga melangkahi
tahun puasa berikutnya maka tidak wajib kodho', dan hanya
membayar fidyah satu mud makanan untuk setiap hari yang
30
batal.
* Membayar fidyah wajib bagi golongan-golongan bcrikut: 1.
Orang tua laki-laki dan perempuan . Orang yang tcrkena
penyakit sering haus jika memang berhalangan atau susah
untuk berpuasa. Wanita yang hamil tua. Ibu yang kurang-susu
tetapi menyusui anak yang khawatir jika berpuasa akan dapat
membahayakan bayinya. Ibu ini wajib membayar kodho'
puasanya (jika telah terangkat halangan-halangan terscbut).
Jika bahaya hanya dikhawatirkan kepada si ibu saja tanpa anak
bayi maka ia wajib bayar kodho' saja tanpa fidyah. Orang yang
terkena penyakit sering dahaga juga sebaiknya
mengkodho* puasanya jika ia mampu. Tidak demikian halnya
dengan orang tua laki-laki dan percmpuan. Mereka tidak wajib
membayar kodho' puasanya.
2. Orang yang sakit sepanjang tahun, dikira dari puasa tahun ini
sehinggalah tahun puasa berikutnya.
3. Orang yang memperlambatkan mengkodho' puasanya
sehinggalah ia melangkahi satu tahun sedangkan ia mampu
membayarnya di tahun tersebut.
* Fidyah yang wajib dibayar adalah sebanyak satu mud
makanan,atau lebih kurang 3/4 kg . lanya wajib diberikan
kepada golongan fakir miskin; dan tidak dapat diganti dengan
hanya memberikan harga makanan saja atau memberinya
makanan sehingga kenyang telapi kurang dari satu mud.
* Wajib bagi anak laki-laki yang paling besar mengkodho'
puasa ayahnya yang tertinggal disebabkan halangan tertentu jika
memang ia wajib dikodho'.
PUASA DAN MUSAFIR
* Tidak akan sah puasa orang musafir jika memang syarat syarat
perjalanan yang wajib mengqasarkan sholatnya ada
padanya.
* Boleh bermusafir pada bulan Ramadhon walau itu kerana
ingin lari dari berpuasa, tetapi hukumnya makruh.
* Seorang musafir boleh makan, minum bahkan berjima' pada
tengah hari bulan Ramadhon, tetapi hukumnya makruh. Sebaikbaiknya
ia tinggalkan semua itu terutama jima'.
* Dibolehkan seorang musafir berbuka puasa setelah ia
melampaui batas izin qasar sholatnya, seperti ia tidak lagi dapat
mendengar suara azan negerinya atau tidak dapat melihat
penduduk negerinya lagi.
CATATAN PENTING :
Bagi mereka yang musafir, pulang dan pergi, di lengah hari
bulan puasa.
1. Jika ia musafir sebelum tiba waktu zohor dan sejak semalam
telah bcrniat ingin musafir, maka hukumnya ia batal puasa (
setelah melampaui batas qasar) dan wajib kodho'.
2. Jika musafir sebelum tiba waktu zohor tetapi tidak berniat
ingin musafir sejak semalam, maka hukumnya wajib
meneruskan puasanya dan (ihtiyat wajib) mengkodho'nya semula
kemudian.
3. Jika musafir selepas waktu zohor maka hukumnya wajib
meneruskan puasanya dan itu sah.
4. Jika ia kembali ke watan ( tempat tinggalnya) sebelum tiba
waktu zohor atau pergi ke tempat dimana ia ingin bermukim
disana sclama sepuluh hari atau lebih sebelum waktu zohor,
sedangkan ia belum membatalkan puasanya maka ia wajib
31
meneruskan puasanya dan ianya sah. Tetapi jika ia telah
membatalkan puasanya di perjalanan maka ia wajib mengkodho'nya
di kemudian hari.
5. Jika kembali ke watan selepas waktu zohor atau pergi ke
tempat dimana ia ingin tinggal di sana selama sepuluh hari atau
lebih , selepas waktu zohor, maka ia wajib mengkodho' puasa di
kemudian hari; samada ia batalkan puasanya atau pun tidak.
ANAK BULAN
* Anak bulan (hilal) dapat dipastikan ada dengan melihat
sendiri , atau dapat berita yang meyakinkan ,atau suara orang
ramai yang meyakinkan ,atau telah sempurnanya 30 hari bulan
Sya'ban atau Ramadhon ,atau dengan kesaksian oleh dua orang
saksi yang adil. Ianya tidak dapat dipercaya dengan kesaksian
wanita, atau satu orang yang adil walau dengan bersumpah, atau
ramalan ahli falak, atau ia terbenam selepas hilangnya megah
merah, atau nampak besar, atau lambat terbe-namnya atau
kesaksian dua orang adil yang tidak melihat anak
bulan. Seandainya ia lihat yang hilal tersebut muncul dengan
agak bcsar maka dihukumkan yang hari sebelumnya adalah
bagian dari bulan ini.
* jika anak bulan telah ditetapkan di suatu negeri maka negeri
yang lain mesti mengikuti ketetapan tersebut.
ZAKAT FITROH
* Wajib bagi mereka yang baligh, berakal, merdeka, dan mampu
untuk mengeluarkan zakat fitroh untuk dirinya, segenap
"keluarganya" samada yang dekat atau yang jauh, muslim atau
pun kafir, yang besar dan kecil, hatta bayi yang masih menyusu,
dan tetamu yang datang sebelum terbitnya anak bulan jika
berada di rumahnya pada malam awal Syawal tersebut.
* Yang dikatakan "keluarga" adalah mereka yang disebutkan di
atas saja.
* Sesiapa yang dijemput untuk berbuka pada malam awal
syawal tersebut maka ia tidak dibilang sebagai "keluarga" dan
tidak wajib bagi tuan rumah untuk mengeluarkan zakat fitroh
untuknya.
*Waktu mengeluarkan zakat fitroh adalah malam hari raya
A'idul-fitri sehinggalah zohor esoknya. ( Ihtiyat atau sebaiknya
dikeluarkan atau disisihkan sebelum sholat hari raya bagi
mereka yang sholat)
* Jenis zakat fitroh yang dikeluarkan adalah sejenis makanan
pokok seperti gandum, tepung, kurma , kismis ,beras dan lain
sebagainya kalau itu memang sejenis makanan pokok
negerinya.
* Boleh memberi wang dengan harga yang senilai sebagai ganti
dari makanan tersebut.
* Kadar zakat fitroh yang wajib dikeluarkan lebih kurang
sebanyak 3 kg.
* la wajib dikeluarkan kepada golongan yang akan kami
sebutkan kcmudian.
* Wajib di dalam zakat fitroh ini berniat kerana Allah swt.
sebagaimana di dalam zakat-zakat yang lain.
* Sesiapa yang ditanggung zakat fitrohnya oleh orang lain, maka
32
ia tidak lagi wajib mengeluarkannya, walau ia sendiri seorang
kaya.
* Ihtiyat wajib tidak diberikan kepada seorang yang fakir kurang
dari 3 kg, melainkan jika memang ada orang lain yang
memerlukan. Dan boleh diberikan kepada satu orang lebih dari
3kg.
* Orang yang mengeluarkan zakat ini boleh langsung
memberikannya kepada orang fakir, walau lebih utama ia
berikan kepada seorang faqih (yang kemudian akan
dibagikannya kepada orang yang ia ketahui sangat mustahak)
* Boleh ia berikan kepada orang mustahak negeri lain selagi di
negerinya tidak ada orang yang memerlukannya; tetapi jika ada
maka ihtiyat wajib tidak ia keluarkan dari negerinya. Namun
bagi mereka yang berada bukan di negerinya, maka ia boleh
memberikannya kepada orang mustahak sekitar.
* Fakir yang tidak mempunyai tanggungan juga disunnatkan
untuk mengeluarkan zakat fitroh.
ZAKAT
Wajib zakat bagi seseorang yang baligh, berakal, merdeka dan
memiliki nisob serta-berkuasa untuk menggunakan hak
miliknya.
9 BENDA YANG DIWAJIBKAN ZAKAT
4. ZAKAT MAKANAN: 1. Biji Gandum 2. Tepung gandum. 3.
Korma atau tamar. 4. Buah anggur.
SVARAT-SYARATNYA:
1. Harta itu mcmang milik scndiri ketika kewajiban zakat tiba.
2. Mencapai kepada had (batas) nisob, yakni 847 kg. ketika
kering.
KADAR ZAKAT
1. Jika ianya disiram hujan atau sejenisnya maka zakatnya 1/10.
2. Jika disiram dcngan menggunakan alat maka zakatnya
setengah dari 1/10.
3. Dan jika disiram oleh kedua-duanya maka zakatnya 2/3 dari I/
10.
Jenis zakat di atas dibayar hanya sekali saja, dan haul atau
memilikinya selama setahun tidak menjadi syaratnya.
3ZAKATTERNAK:1.Kambing. 2.Lembu(sapi).3.Unta.
SYARAT-SYARATNYA :
1. Haul atau memilikinya selama setahun.
2. Tidak dipakai untuk kerja.
3. Mencari makan dengan sendirinya sepanjang tahun.
4. Mencapai batas nisob (had wajib zakat)
Perinciannya sebagai berikut:
Nisob kambing: 40 ekor kambing, zakatnya 1 ekor kambing.
33
121 ekor kambing, zakatnya 2 ekor kambing.
201 ekor kambing, zakatnya 3 ekor kambing.
301 ekor kambing, zakatnya 4 ekor kambing,
Dan jika mencapai 400 ekor kambing, maka setiap 100 ekor
zakatnya 1 kambing.
Nisob lembu: 30 ekor lembu, zakatnya 1 anak lembu yang
berumur mendekati 2 tahun.
40 ekor lembu, zakatnya 1 ekor anak lembu yang berumur
mendekati 3 tahun.
Lebih dari 40 ekor, maka nisobnya (kiraannya) akan dikira dari
setiap pertambahan sehingga 30 atau 40 ekor berikutnya.
DUA LOGAM: 1. Emas 2. Perak.
SYARAT-SYARATNYA:
1. la mesti berupa koin yang digunakan dalam jual beli. Emas
atau perak sebagai perhiasan atau yang dibentuk seperti balakbalak
tidak wajib dizakat
2. Haul, atau pemilikan selama setahun.
3. Mencapai batas nisob.
Nisob emas: ialah 15 mistqol = 20 dinar= 69.12 grm; dan
zakatnya sebanyak 1/4 dari 1/10; atau 1/2 dari 3/4 mistqol; atau
1/2 dinar ; atau sebanyak 1.728 grm.
Dan setiap tambahan 3 mistqol atau 4 dinar atau 13.824 grm,
maka zakatnya sebanyak 1/2 dari 3/4 mistqol atau 1/10 dinar atau
0.3402grm.
Nisob perak: ialah 105 mistqol atau 200 dirham atau seberat484
grm; dan zakatnya sebanyak 1/4 dari 1/10 mistqol atau 5 dirham
atau seberat 12.1 grm.
Dan setiap tambahan 21 mistqol atau 40 dirham atau seberat
92.8 grm, maka zakatnya 1/4 dari 1/10 mistqol atau 1 dirham atau
seberat 2.420 grm.
Rumusan dalam zakat logam ini ialah 1/4 dari 1/10.
(Nilai dalam grm dikutip dari buku Zubdah al-Ahkam fatwa
al-Marhum Imam Khomeini)
PENERIMA ZAKAT
Ada lapan golongan yang menerima zakat:
1. Fakir 2. Miskin. 3. Yang Mengutip zakat (a'milin alaiha) 4.
Orang muallaf 5. Hamba sahaya 6. Orang yang berhutang
7. Ibnu Sabil (orang perjalanan yang memerlukan) 8. Orang
yang berjuang fi sabilillah atau semua usaha di jalan kebaikan
dan kebajikan.
SYARAT-SYARATNYA:
1. Beriman
2. Bukan dari ahli maksiat.
3. Bukan keturunan Hashimi jika yang memberinya bukan
*Hashimi.
4. Bukan di bawah tanggungan nafkah.
* Harta zakat boleh dipindah dari satu kota ke kota yang lain.
* Sunnat memberikan orang terpandang (seperti ulama yang
fakir) dengan kadar yang agak lebih, juga sunnat mendahulukan
keluarga yang mustahak; dan mendahulukan orang yang tidak
meminta dari orang yang meminta; dan memberikan binatang34
zakat kepada orang yang suka "berhias".
* Wajib diberitahu kepada si fakir bahwa harta yang diberikan
adalah harta zakat.
* Jika si fakir berhutang padanya maka hutang tersebut boleh
dikira sebagai (bayaran) zakat kepadanya.
* Tidak boleh mengundur-undur pembayaran zakat tanpa alasan
yang islami.
* Sesiapa yang dapat bekerja atau belajar suatu kemahiran lalu
ia dapat mcncukupi keperluannya satu tahun, maka ia tidak
boleh mengambil zakat; melainkan di beberapa masalah yang
akan disebutkan.
* Orang yang mempunyai harta modal, namun keuntungannya
tidak mencukupi keperluannya satu tahun , maka ia boleh
menerima zakat.
* Sunnat berzakat di dalam biji-bijian yang tumbuh, seperti
betas, kacang, jagung, adas, bijen dsb. Demikian juga di dalam
harta perniagaan dan kuda betina. Tidak sunnat untuk kuda
jantan, baghol, keledai dan sayur-sayuran seperti timun, buncis,
semangka dsb.
* Boleh mengeluarkan wang sebagai ganti dari nilai zakat.
* Di dalam mengeluarkan zakat mestilah berniat kerana Allah
semata-mata, kerana ia adalah ibadat kepada Allah swt.
* Anak keturunan Hashimi boleh menerima zakat dari sesama
mereka.
* Keturunan Hashimi adalah mereka yang secara syareat
mempunyai nasab dari sebelah ayah kepada Hashim datuknya
Nabi saw. Ini dapat dipercaya dengan pengetahuan atau
kesaksian dua orang yang adil atau pengetahuan orang ramai
yang boleh dipercaya; bukan sekedar dakwaan semata-mata.
* Yang diharamkan keturunan Hashimi untuk menerima zakat
dari selain Hashimi adalah zakat harta dan zakat Fitrah. Selainnya
mereka boleh menerima seperti sedekah sunnat atau
sedekah wajib selain zakat, seperti harta yang dibayar untuk
kaffarah, harta yang tidak diketahui pemiliknya, sedekah yang
dinazarkan atau yang diwasiatkan dsb.
* Harta zakat tidak boleh diberikan kepada kedua orang tua dan
ayah bunda mereka; juga tidak boleh diberikan kepada anakanak
dan cucu-cicit , samada laki-laki atau perempuan; Juga
tidak kepada istri yang da-im (bukan sementara), jika wajib
nafakahnya tidak gugur; juga tidak kepada wanita yang dimiliki
seperti hamba sahaya wanita. Ini lantaran wajib nafkah mereka
ada di tangan si pemberi. Tetapi biaya-biaya yang tidak wajib
bagi si "wali" untuk memberinya seperti membayar
hutang mereka atau nafakah istri hamba sahayanya, maka ia
boleh memberinya zakat.
Demikian juga si istri boleh member! zakat kepada suaminya
walau itu untuk membiayai nafkahnya kemudian.
* Pemberi zakat boleh mewakilkan orang lain untuk
menyampaikannya; dan si penerima zakat juga boleh
mewakilkan orang lain untuk menerimanya.
* Kerbau dan lembu adalah satu jenis (yang wajib dizakatkan
jika memenuhi syarat); demikian juga antara kambing kibas dan
kambing gunung, samada jantan atau betina.
35
KHUMUS
Khumus adalah harta yang wajib dibayar oleh seorang mukallaf
yang telah baligh dan berakal sebanyak 1/5 atau 20% dari
keuntungan yang didapatnya.
LIMA BENDA WAJIB KHUMUS
1. Harta pampasan perang yang dapat dibawa oleh orang Islam di
dalam peperangannya dengan orang kafir, samada peperangan
ghozwah demi menyera Islam atau kerana mem-pertahankan
negerinya.
2. Barang tambang, sepeni emas, perak, garam, minyak daa
sebagainya yang berasal dari perut bumi. Syaratnya adalah: a)
Mencapai nisob, yakni jika harganya mencapai nilai \5mistqol
dari emas koin, sebelum dikurangkan dari btaya pengeluaran.
Jika memang demikian maka khumusnya dikeluarkan sctclah
dipotong semua pengeluaran dan sebagainya. b) Sekali
dikeluarkan. Yakni Jika dikeluarkan secara bertahap maka
tidak wajib khumus walau jumlah kesemua mencapai nisob.
Jika sekumpulan orang Islam sama-sama mengeluarkannya, maka
nisobnya dikira dari setiap hak bahagian masing-masing.
3. Harta karun yang terpendam, Syaratnya amara lain Nisob.
4. Segala sesuatu yang dikeluarkan dari dasar laut atau sungat yang
besar, samada dengan menyelam atau dengan menggunakan alat
teknologi, seperti mutiara dan sebagainya; bukan binatangbinatang
laut seperti ikan.
5. Tanah yang dibeli oleh kafir zimmi daripada orang muslim,
bahkan setiap perpindahan harta dari muslim kepada kafir zimmi.
6. Harta yang bercampur dengan haram tetapi tidak diketahui
kadar peratus haramnya dan pemiliknya. Ini dapat dibersihkan
dengan mengeiuarkan khumus.
7. Kelebihan dari keperluan pokok, seperti keuntungan dari
bcmiaga, bekerja dsb. kecuali harta wans, mahar atau mas kahwin
yang dhniliki oleh perempuan dan harta yang didapati oleh lelaki
daripada talak khuiu .
MASALAH-MASALAH KHUMUS
* Setiap muslim mesti menentukan awal tahun khumusnya
kepada mujtahidnya (marja'nya) atau wakilnya.
* Perbelanjaan yang tidak dianggap scbagai keuntungan
sehingga tidak wajib bayar khumus ada dua kategori:
1. Biaya untuk mencari keuntungan itu sendiri, seperti biaya
sewa kedai, biaya tanaman, hewan, membayar upah, transport,
sekretari, penjaga, pajak, konsumsi harian dan lain sebagainya.
2. Biaya hidup untuk dirinya, keluarganya dan unisan mmah
tangga yang sesuai dengan kedudukannya, daripada makanan
atau pakaian, tetamunya, hadiah-hadiah yang diberi, biaya
perjalanannya, ziarah-ziarah yang dilakukannya, membayar
hutang , denda, biaya transport, buku bacaannya, biaya rumah
tangga, perkahwinan dan lain sebagainya yang ia perlukan
untuk menghidupi dirinya dan keluarganya.
* Segala yang baki dari biaya hidupnya wajib dikeluarkan
khumusnya samada wang alau barang-barang lain seperti gandum,
beras, gula, minyak sapi bahan bakar dsb.
* Jika ia membeli barang untuk keperluan hidupnya dari baki harta
(wang) yang telah dikhumuskan , lalu harga barang lersebut naik
36
nilainya setelah satu lahun, maka ia tidak wajib membayar khumus
kembali di lahun kemudian ( untuk barang yang dibelinya ini)
* Harta yang telah dikhumuskan tak terkena wajib khumus lagi.
* Jika keuntungan didapati secara berangsur; pada tahun pertama
dibelinya sebidang tanah, dan pada tahun kedua dibelinya bahan
bangunan, serta pada tahun ketiga dibangunnya sebuah rumah;
maka apa yang dibelinya selama ini tidak termasuk sebagai biaya
hidupnya di tahun tersebut hingga tak perlu membayar khumus.
Justru ia mesti membayar khumus daripada bahan-bahan yang ia
beli tersebut.
* Jika dari keuntungan satu tahun dibelikannya sebuah rumah
untuk dihuni sendiri, maka pada tahun itu keuntungannya tidak
dikenakan khumus. Demikian juga Jika ia berhutang , lalu
dibelikannya sebuah rumah , samada dihuninya rumah itu pada
tahun itu juga atau tahun berikutnya sebclum masa penentuan
keuntungan; atau dihuninya pada tahun dimana ia mempunyai
keuntungan sehinggaia lunasi semua hutang-piutangnya, atau ia
akan lunasi hutang-hutang itu di tahun-tahun akan datang; semua
itu tidak perlu ia bayar khumusnya. Demikian juga hukum orang
yang membeli perabot rumah atau menyiapkan harta untuk kahwin
dan lain sebagainya sebagai keperluan pokok hidup.
* Setelah tibanya waktu khumus maka haram ia menggunakan atau
memperniagakan harta yang semestinya dikhumuskan itu
sehinggalah ia keluarkan khumusnya. Telapi jika ia perniagakan
juga maka secara zohir mu'amalahnya dianggap sah, kalau kawan
perniagaannya adalah seorang yang mukmin, dan harta khumusnya
diganti. Begitu juga jika ia berikan harta yang semestinya
dikhumuskan, kepada seorang mukmin.
maka hadiah tersebut dianggap sah, namun kewajiban khumusnya
masih-akan tetap ada pada dirinya.
* Jika ahli wans mengetahui bahwa harta warisan yang
ditinggalkan oleh si almarhum belum dikeluarkan khumusnya,
maka (ihtiyat) wajib bagi ahli waris untuk mengeluarkannya. Dan
jika diketahui bahwa almarhum telah menyia-nyiakan barang yang
semestinya dikhumuskan , maka ahli waris wajib
mengeluarkannya dari harta peninggalannya yang ada;
sebagaimana hukum hutang.
* Jika tiba waktu khumus, lalu tidak dikeluarkannya; kemudian
dibayarnya secara berangsur daripada keuntungan tahun
berikutnya, maka apa yang dibayarnya itu tidak akan dikira
sebagai biaya keperluannya, selagi keun
tungan tahun lalu itu masih ada. Bahkan wajib baginya membayar
khumus.
* Kewajiban khumus berlaku pada barang yang diwajibkan itu
sendiri, tetapi si pembayar boleh mengeluarkan barang itu sendiri
atau nilai barang yang berupa wang.
* Kewajiban khumus berlaku pada setiap keuntungan yang
didapati, walau ia boleh diundurkan pembayarannya sehingga ke
awal tahun perniagaannya.
* Jika orang yang mustahak menerima khumus mempunyai
hutang kepada seseorang yang wajib mengeluarkannya,
sedangkan ia ingin mengiranya sebagai khumus, maka (ihtiyat)
wajib ia minta izin dari Hakim Syar'i.
* Berkongsi usaha dengan orang yang tidak mengeluarkan
khumus dibenarkan, dan ia cukup mengeluarkan khumus dari
bagiannya saja jika ada keuntungan.
PENERIMA KHUMUS
37
Harta-khumus dibagi kepada dua saham: 1. Saham Imam
maksum as., yang kembali kepada marja' -taklid atau wakilnya,
samada dengan membayarkannya terus atau minta izin darinya
(untuk kegunaan amal-amal Islami)
2. Saham keturunan syed-syed; yang diberikan kepada mereka
yang berketurunan dari ayahnya kepada Hashimi seperti yang
telah kita sentuh di atas. Dengan syarat ia seorang mukmin
(bermazhab Syi'ah Imamiah Ithna A'syariah), fakir dan
beragama.
* Tidak diizinkan memberikan khumus kepada orang yang
berada di bawah tanggungan-hidupnya.
HAJI
la adalah bagian dari rukun agama. Menginkari kewajibannya
berarti menginkari hukum Allah dan ini akan menyebabkan
kekufuran.
Allah berfirman di dalam surah Ali-Imron ayat 97:
" Mengerjakan haji adalah kewajiban manusia terhadap Allah,
yaitu (bagi) orang yang sanggup mengadakan perjalanan ke
Baitullah."
Syaikh al-Kulaini meriwayatkan dengan jalur yang muktabar
dari Abi Abdillah as. yang berkata: " Sesiapa yang mati
sedangkan ia (mampu dan) belum melakukan haji tanpa ada
suatu halangan samada terkena sakit sehingga menghilangkan
kekuatan atau larangan penguasa, maka matinya (bagaikan
matinya) yahudi atau nasrani. (al-Kafi j. 4 Bab Haji H. 268)
* Haji Islam adalah wajib sekali seumur hidup bagi seorang
muslim yang mukallaf, baligh, bcrakal, merdeka dan
berkemampuan.
* Bagi mereka yang bukan penduduk Mekah wajib menunaikan
Haji Tamattu'. Caranya adalah Umrah Tamattu' dahulu, baru
kemudian haji Tamattu'.
CARA UMROH TAMATTU' ADALAH: 1 .Ihrom 2. Thowaf. 3.
Sembahyang Thowaf. 4. Sa-'i antara Sofa dan Marwah 5.
Taqsir atau menggunting.
CARA HAJI TAMATTU' ADALAH;
1. Ihrom di Mekah
2. Berada di Arafah sejak tergelincirnya matahari pada hah
kesembilan Zul Hijjah sehingga terbenamnya matahari.
3. Berada di Muzdalifah pada hari 10 Zul Hijah dari fajar
sehinggalah terbitnya matahari. Kemudian berangkat ke Mina
dan...
4. Melempar Jumrah al-Aqobah di Mina pada hari ke 10 Zul
Hijah.
5. Menyembelih korban di Mina pada hari ke 10 Zul Hijah.
6. Mencukur atau memotong rambut. Bagi laki-laki yang
pertama kali pergi haji tamattu' wajib mencukur rambutnya
sehingga botak; dan bagi kali kedua atau seterusnya boleh
mencukur atau menggunting saja di Mina pada hari yang sama.
7. Tawaf Haji ketika kembali ke Mekah.
8. Sholat Tawaf.
9. Melakukan Sa-'i antara Sofa dan Marwah.
38
10. Tawaf Nisa'.
11. Sholat Tawaf Nisa'.
12. Bermalam di Mina pada malam 11,12 (dan 13 pada beberapa
masalah).
13. Melempar tigajamarah pada hari 11 dan 12 (dan hari 13 pada
beberapa masalah)
Semua ini telah kami jelaskan dengan terperinci di Buku
Manasik Haji.
JIHAD
Jihad ada dua macam: jihad menentang nafsu dan jihad badani. la
juga mempunyai syarat-syarat tersendiri.
1. Jihad Menentang nafsu yakni menghiasi jiwa dengan sifat-sifat
yang baik dan membuang jauh-jauh sifat yang keji. Disebutkan di
dalam riwayat bahwa Nabi pernah mengutus kaum muslimin pergi
ke suatu peperangan. Ketika mereka pulang beliau bersabda:
Selamat datang wahai kaum yang telah menunaikan Jihad yang
kecil dan masih sedang menunggunya jihad yang besar. Ditanya:
hai Rasulullah apa itu jihad yang besar. Sabda baginda: Itulah
jihad melawan nafsu. ( al-Kafi J. 5 Bab al-Jihad h. 12)
2. Jihad Badani.
la terbagi kepada dua bagian: pertahanan dan menyerang.
Pertahanan ialah jika diserang oleh kaum kafir maka orang
muslim wajib mempertahankan diri mereka, tanah air dan segala
sesuatu yang dimiliki .
Menyerang ialah berjihad untuk menegakkan kalimat Islam,
dengan izin Imam as. atau wakilnya.
Allah berfirman di dalam al-Quran surah at-Taubah ayat 29: "
Perangilah orang-orang yang tidak beriman kepada Allah dan
tidak (pula) kepada hari Kemudian dan mereka tidak mengharamkan
apa yang telah diharamkan oleh Allah dan RasulNya dan
tidak beragama dengan agama yang benar (agama Allah)..." Sabda
Nabi saw.: " Sesiapa yang meninggalkan jihad maka Allah akan
timpakan kepadanya rasa hina dan fakir di dalam hidup serta
kehilangan agama. (al-Kafi jil 5 hal. 2 bab Jihad) Bersabda
baginda: " Jibril telah memberitahuku suatu perkara yang sangat
menggembirakanku. Katanya: Hai Muhammad,
sesiapa yang berjihad dari kalangan ummatmu di jalan Allah,
lalu ia terkena hujan atau sakit kepala jmaka Allah akan
tuliskan untuknya pahala orang yang mati syahid. (ibid) Di dalam
sebuah hadis disebutkan:" Jihad perempuan adalah berlaku baik
terhadap suaminya."
* Berjihad menentang kafir adalah wajib kifayah: yakni jika ada
orang mampu mengambil alih tugas itu maka yang lainnyatidak
wajib menjalankannya; kalau tidak, maka seluruh orang Islam
wajib memikul tanggung-jawabnya. Andainya tiada satu orang
pun mau mengambil tugas itu, maka semua mereka akan
berdosa dan mendapatkan murka dari Allah swt.
* Haram melakukan jihad-menyerang di bulan-bulan yang
haram seperti, bulan Rajab, Zul Kaedah, Zul Hijjah dan
Muharram.
* Wajib berhijrah dari negeri kufur bagi mereka yang tidak
mampu menunjukkan syiar Islam di sana.
* Sunnat menjaga perbatasan negeri-negeri Islam sebagai
39
langkah pertahanan atas negerinya.
Amar Ma'ruf Dan Nahi Munkar
Firman Allah dalam surah Ali-Imron ayat 104: " Dan hendaklah
ada di antara kamu segolongan ummat yang menyeru kepada
kebajikan, menyuruh kepada yang ma'ruf dan mencegah dari
yang munkar. Merekalah orang-orang yang beruntung." Dan di
dalam ayat 110: " Kamu adalah ummat yang terbaik yang
dilahirkan untuk manusia, menyuruh kepada yang ma'ruf dan
mencegah dari yang munkar dan beriman kepada Allah."
Bersabda Nabi saw. : " Jika ummatku menyia-nyiakan amar
ma'ruf dan nahi munkar bermakna mereka bersedia untuk
menerima bencana dari Allah swt. (al-Kafi bab Jihad hal. 59)
Berkata Amir al-Mukminin Ali as :" Jangan tinggalkan amar
ma'ruf dan nahi munkar, kerana (dengan meninggalkannya)
kelak orang-orang yang jahat di antara kalian akan menguasai
kalian; lalu kalian berdo'adan Allah tidak mengabulkannya." (lih
Nahjul Balaghoh di dalam wasiat Imam Ali kepada Hasan dan
Husain)
Berkata Imam al-Baqir dan as-Shodiq as: " Celaka bagi suatu
kaum yang tidak menegakkan amar ma'ruf dan mencegah dari
yang munkar."
Berkata Imam al-Baqir as: " Sejahat-jahat kaum adalah mereka
yang menyia-nyiakan amar ma'ruf dan nahi munkar."
* Amar ma'ruf dan nahi munkar adalah di antara wajib kifayah
yang paling agung. Ma'ruf bermakna seluruh kewajiban yang
ada di dalam syareat Allah swt. dan munkar adalah segala
larangan yang ada di dalam syareat Allah swt.
* Sunnat menyuruh perkara-perkara yang hukumnya sunnat
sementara ia juga sunnat mencegah perkara-perkara yang
hukumnya makruh.
Syarat-syarat amar ma'ruf dan nahi munkar adalah:
1. Mengetahui perkara yang ma'ruf dan perkara yang munkar.
2. Ada kemungkinan orang yang disuruh atau dilarang akan
menerima tegoran tersebut.
3. Orang berkenaan tidak ada alasan kenapa melakukan yang
munkar atau melanggar yang ma'ruf.
4. Orang berkenaan sengaja bersungguh-sungguh dan terusmenerus
meninggalkan yang ma'ruf dan melakukan yang
munkar.
5. Tidak akan membahayakan orang yang menegur, atau
keluarganya atau harlanya atau kaum muslimin yang lain.
* Kewajiban ini tidak hanya pada alim-ulama saja tetapi juga
wajib bagi setiap muslim dan muslimah, samada ustaz atau
bukan ustaz, yang adilnya atau juga yang fasik, yang
memerintah atau yang diperintah, yang kaya atau yang miskin.
PERINGKAT-PERINGKATNYA
1. Menginkari perkara munkar dengan had, yakni dengan cara
menunjukkan sikap tidak suka atau memalingkan pandangan
atau lain sebagainya.
2. Penginkaran dengan lidah atau kaia-kata dengan mcnaschaii
atau menegur.
3. Penginkaran dengan langan samada dengan memukul atau
40
lain sebagainya, jika dua cara scbelumnya tidak memberikan
apa-apa kesan.
BILANGAN SEBAGIAN YANG MA'RUF
1. Bertawakkal pada Allah.
2. Berpegang teguh'pada tali Allah.
3. Bersangka baik pada Allah.
4. Bersabar ketika menerima musibah dan bersabar dari
larangan-larangan Allah.
5. Menahan nafsu(a/-j"j5ra/i).BerkataImamal-Baqir as: "Tidak
ada suatu ibadat yang lebih utama dari menahan (nafsu) perut
dan kemaluan."
6. Al-Halim. Berkata Imam Redho as: " Seseorang tidak akan
menjadi ahli ibadat sehinggalah ia terlebih dahulu menjadi
seorang yang halim"
7. Rendah diri. Bersabda Nabi saw : '' Sesiapa yang berendah
din kerana Allah maka Allah akan mengangkatnya; dan siapa
yang bersikap sombong maka Allah akan menjatuhkannya."
8. Berlaku adil terhadap manusia.
9. Memerhatikan kesalahan-kesalahan diri, bukan kesalahan
orang-orang lain.
10. Menuntun diri pada perbuatan yang baik.
11. Bersikap zuhud (sederhana) terhadap dunia dan tidak
berlebih-lebihan.
BILANGAN SEBAHAGIAN YANG MUNKAR
1. Marah. Bersabda Nabi saw: " Marah akan merusakkan
iman". Dan dari Abi
Abdillah as yang berkata: " Marah adalah kunci segala
kejahatan"
2. Hasad dengki. Berkata Imam al-Baqir dan as-Shodiq as: "
Sesungguhnya dengki akan mcmakan iman seseorang seperti api
memakan kayu"
Suatu hari Nabi saw bersabda kepada sahabat-sahabatnya: "
Penyakit yang telah menjangkiti ummat-ummat terdahulu adalah
penyakit hasad dengki. lanya bukan penyakit yang
meruntuhkan rambut, tetapi meruntuhkan agama. Untuk selamat
dari jangkitannya, maka jagalah tangan dan lidah; dan
jangan menjadi seseorang yang mengumpat saudara
seimannya."
3. Berlaku zalim. Berkata Imam Shodiq as :" Sesiapa yang
berlaku zalim maka ia akan dibalas, samada dirinya, hartanya
atauanaknya."
Berkata beliau: " Orang yang zalim tidak akan mendapatkan
apa-apa kebaikan dari tindakannya. Dan sesungguhnya orang
yang dizalimi mengambil agama orang yang zalim lebih banyak
dari hartanya yang diambil oleh si zalim."
4. Orang yang dilakuti kerana kejahatannya. Bersabda Nabi
saw: " Sejahat-jahat manusia di sisi Allah pada hari kiamat
adalah seseorang yang dihormati kerana dilakuti kejahatannya."
Berkata Imam Shodiq as :" Sesiapa yang lidahnya ditakuti oleh
manusia maka dia di neraka"
Beliau berkata lagi: " Sesungguhnya makhluq yang paling
dibenci oleh Allah adalah seorang hamba yang ditakuti
lidahnya oleh manusia lain."
41
SENARAI SEBAHAGIAN DOSA-DOSA BESAR
1. Syirik pada Allah.
2. Putus asa pada rahmat Allah.
3. Inkar pada hukum -hukum Allah.
4. Lari dari berjihad.
. Sumpah palsu.
6. Inkar perjanjian.
7. Meninggalkan kewajiban.
8. Meremehkan hukum wajib haji.
9. Memerangi wali-wali Allah.
. Selalu melakukan dosa-dosa kecil.
11. Menganggap ringan perbuatan dosa.
12. Membantu orang-orang yang zalim.
13. Wila' (setia) kepada orang yang zalim.
14. Bekerja sama dengan orang zalim.
. Bersaksi palsu.
16. Menyembunyikan kesaksian.
17. Menipu kaum muslimin.
18. Bersikap riya'.
19. Derhaka pada orang tua.
. Menuduh zina pada wanita yang tidak berdosa .
21. Berzina.
22. Liwat.
23. Mengajak orang berbuat zina.
24. Berjudi.
. Bersenang lenang dengan benda-benda yang melalaikan.
26. Bersikap sombong.
27. Berlaku mubazir.
28. Berpoya-poya bukan pada tempatnya.
29. Mengumpat.
. Menuduh orang.
31. Mencaci orang mukmin.
32. Menghina orang mukmin.
33. Berbohong pada Allah, para nabi dan washi as. , bahkan
semua jenis bohong.
34. Mengadu-domba antara orang-orang mukmin yang
menyebabkan mereka berpecah.
. Membunuh orang tanpa dosa.
36. Memutuskan tali silatur-rahmi.
37. Makan riba.
38. Makan harta anak yatim secara zalim.
39. Makan bangkai.
. Makan binatang sembelihan tanpa nama Allah.
41. Makan daging babi.
42. Minum arak.
43. Minum darah.
44. Menipu dalam timbangan .
. Menahan hak orang lain tanpa alasan.
46. Mencuri.
47.Sihir.
48. Makan harga barang yang haram seperti: makan harga
bangkai, arak dan segala sesuatu yang memabukkan; catur,
anjing bukan buru, hasil dari musik, zina, dukun, raswah di
pengadilan walau untuk kebenaran, gaji para penguasa yang
zalim dsb yang tidak sempat kami muatkan di sini.
42
TAWALLI DAN TABBAARI
Wajib bagi setiap muslim, laki-laki dan perempuan me-wila'
(menjadikan wall) dan cinta pada Allah, para rasul, nabi dan
washinya serta Siddiqoh Fatimah az-Zahra' as.; sementara
wajib bagi mereka juga melakukan tabarri (lidak mewila') pada
musuh-musuhnya.
Allah berfirman di dalam surah al-Maidah ayat 57: " Hai orang-
orang yang beriman, janganlah kamu mengambil jadi
pemimpinmu orang-orang yang mcmbuat agamamu jadi buah
ejekan dan permainan (yaitu ) di antara orang-orang yang telah
diberi kitab sebelummu dan orang-orang yang kafir. Dan bertakwalah
kepada Allah jika kamu betul-betul orang yang beriman."
Lihat firman Allah dalam surah al-Mumtahanah ayat 13; surah
at-Taubah ayat 23; dan surah al-Maidah ayat 56. Dalam surah
as-Syura ayat 23 Allah berfirman: " Katakanlah (hai
Muhammad): Aku tidak meminta kepadamu sesuatu upahpun
atas seruanku kecuali kasih sayang dalam kcrabat(ku)." Ketika
ayat ini turun, sahabat bertanya kepada Nabi saw tentang siapa
mereka yang diwajibkan oleh Allah untuk dicintai. Baginda
bersabda: Mereka adalah Ali, Fatimah dan kedua putranya. "
Ketika turunnya ayat berikut: "Sesungguhnya orang-orang yang
beriman dan beramal sholch , mereka adalah sebaik-baik
makhluk" (S:98:7) Nabi bersabda kepada Ali: " Mereka adalah
engkau dan syiah-syiahmu, yang kelak akan datang pada hari
kiamat dalam keadaan rela dan direlai oleh Allah; sementara
musuh-musuhmu akan datang dalam keadaan dimurkai dan susah
hati."
Rasulullah saw bersabda: " Sesiapa yang mati dalam keadaan
cinta pada keluarga Muhammad maka kelak ia mati dalam
keadaan syahid. Sesiapa yang mati dalam keadaan cinta pada
keluarga Muhammad maka ia mati dalam keadaan terampuni
(dosa-dosanya) Sesiapa yang mati dalam keadaan cinta pada
keluarga Muhammad maka ia mati dalam keadaan bertaubat. Dan
sesiapa yang mati dalam keadaan cinta pada keluarga Muhammad
maka ia mati dalam keadaan beriman dan sempurna imannya. Dan
sesiapa yang mati dalam keadaan cinta pada keluarga Muhammad
maka kelak malaekat maut akan memberinya kabar gembira
tentang syurga, kemudian Munkar dan Nakir. Dan sesiapa yang
mad dalam keadaan cinta pada keluarga Muhammad maka ia akan
diarak ke syurga sebagaimana pengantin perempuan diarak masuk
ke rumah suaminya. Sesiapa yang mati dalam keadaan cinta pada
keluarga Muhammad maka kelak dua pintu di kuburannya akan
dibuka sehingga ke syurga. Dan sesiapa yang mati dalam keadaan
cinta pada keluarga Muhammad maka kelak Allah akan jadikan
kuburannya sebagai tempat ziarah para malaekat rahmat. Sesiapa
yang mati dalam keadaan cinta pada keluarga Muhammad maka
kelak ia mati dalam keadaan (ikut) sunnah dan jamaah.
Dan sesiapa yang mati dalam keadaan benci pada keluarga
Muhammad maka kelak pada hari kiamat dia akan datang dengan
tulisan yang melekat pada tengah dahinya : (inilah orang) yang
putus asa daripada rahmat Allah. Sesiapa yang mati dalam
keadaan benci pada keluarga Muhammad maka ia mati dalam
keadaan kafir. Dan sesiapa yang mati dalam keadaan benci pada
keluarga Muhammad maka ia kelak tidak akan mencium bau
syurga.
43
AKIKAH
Akikah adalah perkara sunnat, bukan wajib seperti yang
dipahami oleh sebagian orang . lanya memiliki berbagai hukum
sunnat dan makruh. Dalam sebagian riwayat dikatakan
bahwa akikah adalah apa saja yang berasal dari daging
kambing; dan yang terbaik adalah berasal dari kambing yang
gemuk.
* Sunnat di dalam akikah menggunakan kambing yang gemuk
yangtidak cacat,sebagaimanajugasunnatuntuk anak lakilaki
diakekahkan kambing yang jantan sementara untuk
anak perempuan disembelihkan kambing yang betina.
* Sunnat membaca do'a berikut ketika menyembelih
untuk akikah:
* Sunnat dipotong bagian bawah badan kambing korban
(seperti paha ) dan diberikan sesukunya pada bidan yang
mclahirkannya, semcntara bakinya diberikan pada fakir miskin.
* Yang afdhol ianya dimasak dengan air dan garam dan dibuat
sedikit walimah; lalu memanggil sepuluh fakir miskin atau lebih
untuk mcnikmatinya.
* Makruh bagi sang ayah atau keluarga ayahnya makan daging
akikah ini; sebagaimana si ibu juga makruh (secara ihliyat)
memakannya.
* Sesiapa yang belum diakikahkan di masa kecil, ia boleh
melakukan akikah sendiri di masa besamya.
* Jika seseorang telah mengakikahkannya, maka ia tidak perlu
melakukan akikah semula untuk dirinya
* Sedekah tidak mcmadai dari melakukan akikah.
* Ihtiyat sunnat ia sedekahkan kulit kambing akikah tersebut
atau harganya.
* Boleh melakukan akikah kepada seseorang yang telah mati.
44
KORBAN
Korban adalah pcrkara sunnat muakkad. la boleh dilakukan
berkongsi antara dua orang atau lebih untuk satu binatang korban;
sebagaimana ia juga boleh diniatkan sebagai sedckah untuk orang
yang masih hidup atau orang yang telah mati, atau anak yang kecil;
bukan yang masih dalam kandungan.
WAKTU BERKORBAN: Selepas terbitnya matahari pada hari raya
korban (Hari raya A'idil Adha) dan selepas menunaikan sholat hari
raya itu sendiri; sementara bagi mereka yang tidak sembahyang
hari raya, korban dilakukan selepas matahari sudah agak naik .
Waktu korban adalah tiga hari, sementara bagi mereka yang
berada di Mina waktunya sampai empat hari. Dan korban-wajib
yang dilakukan di Mina telah memadai dari melakukan korban
sunnat.
* Jenis binalang korban adalah: kambing, lembu dan unta. Yang
paling utama adalah jenis kambing kibas yang gemuk dan
bertanduk.
* Di dalam korban-sunnat tidak diperlukan syarat-syarat yang
wajib dipenuhi di dalam korban-wajib di Mina, samada umur
kambing, cacat tidaknya dsb.
* Daging korban sunnat dimakan dan dibagi kepada fakir
miskin.
* Kulit binatang korban boleh diberikan kepada
penyembelihnya sebagai upah sembelih; dan yang afdholnya ia
diberikan sebagai sedekah kepadanya.
* Jika binatang korban tidak didapati, maka sunnat nilai atau
harga korban tersebut yang disedekahkan.
45
Tuesday, November 18, 2008
HIMPUNAN FATWA SYARI'AH MAZHAB
Posted by Allahyarham achit at 7:33 PM
Subscribe to:
Post Comments (Atom)
0 comments:
Post a Comment